TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan agar ditemukan cara untuk meningkatkan pembangunan ekonomi guna menyediakan kebutuhan pangan rakyatnya. Ia menyebut krisis pangan adalah masalah politik yang serius, menurut laporan media pemerintah pada Kamis, 25 Januari 2024
Pernyataan tersebut disampaikan Kim Jong Un saat membahas pembangunan regional dalam pidato di Pertemuan Besar Biro Politik Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea, partai yang berkuasa di Korea Selatan. Pertemuan itu diadakan antara Selasa dan Rabu, menurut KCNA.
Korea Utara selama beberapa dekade terakhir mengalami kekurangan pangan yang serius, termasuk kelaparan pada tahun 1990an. Bencana ini seringkali diperburuk oleh bencana alam seperti banjir yang merusak hasil panen.
Menurut Menteri Unifikasi Korea Selatan, situasi pangan di Korea Utara masih buruk meski angka perdagangan dengan Cina naik. Pemimpin Korea Utara juga mendesak partainya untuk melakukan perubahan cepat guna meningkatkan standar hidup masyarakat di seluruh negeri dan menutup kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan melalui kebijakan pembangunan regional yang baru.
Kim Jong Un mengumumkan kebijakan tersebut pada pertemuan Majelis Rakyat Tertinggi yang diadakan awal bulan ini. “Perekonomian regional secara keseluruhan berada dalam situasi yang buruk tanpa kondisi dasar dan terdapat ketidakseimbangan yang parah serta kesenjangan yang besar antar wilayah dalam hal kondisi geografis, potensi ekonomi, dan kondisi kehidupan,” katanya.
“Kita tidak boleh berdiam diri dan menunggu hingga situasi dan kondisi membaik, namun carilah lebih banyak pekerjaan agar kita dapat setia menjalankan tugas kita demi kepentingan rakyat,” ujarnya.
Korea Utara berada di bawah sanksi internasional yang ketat karena program senjata terlarangnya. Negara ini mendapat tekanan ekonomi lebih lanjut selama pandemi ini karena penguncian wilayah atau lockdown selama pandemi Covid-19.
REUTERS
Pilihan editor: ICJ Putuskan Kasus Genosida Israel di Gaza Besok