TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan sejumlah perwakilan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dikabarkan keluar ruangan saat perwakilan tetap Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Gilad Erdan berbicara dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa, 23 Januari 2024. Topik pertemuan tersebut adalah tentang situasi di Timur Tengah, termasuk isu Palestina.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan perwakilan tetap (watap) Israel tidak berada di ruangan saat Indonesia dan sejumlah negara OKI menyampaikan pernyataan. Juru bicara Kemlu Lalu Muhammad Iqbal membenarkan bahwa Indonesia dan beberapa negara OKI juga absen dari ruangan ketika Israel berbicara.
“Delegasi Indonesia dan sejumlah negara OKI juga tidak berada di ruangan saat Watap Israel menyampaikan pernyataan,” kata Iqbal melalui pesan singkat kepada media pada Rabu malam, 24 Januari 2024, tanpa mendetail kapan mereka meninggalkan ruangan.
Video yang diunggah oleh lembaga penyiaran Turki TRT World pada 24 Januari tampak menunjukkan situasi ruangan Markas PBB dengan keterangan lokasi di New York, AS ketika watap Israel menyampaikan pernyataannya. Kanal berita Pakistan Dawn News dan jaringan berita negara AS Voice of America (VoA) juga mengunggah video tersebut.
Lebih dari 20 orang terlihat meninggalkan ruangan, termasuk sosok yang mengenakan blazer berwarna hitam putih dengan motif sama seperti blazer yang dikenakan Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan dalam debat.
Para perwakilan terlihat melakukan walk out atau keluar dari ruangan ketika watap Israel sedang berkata, “Hari ini, Anda memiliki kesempatan bersejarah untuk mengalihkan fokus dewan ini kepada ancaman keamanan yang nyata dan serius. Timur Tengah sedang menderita kanker, dan hingga saat ini Dewan Keamanan hanya berdiskusi tentang menyediakan aspirin.”
Cuplikan pernyataan tersebut merupakan bagian awal dari pidato Israel, terpantau dari rekaman sidang yang disiarkan PBB di UN Web TV. Erdan selaku watap Israel memulai dengan berterima kasih dan mengucapkan selamat kepada Prancis yang duduk sebagai Presiden DK PBB periode Januari 2024. Dia berbicara setelah Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riyad al-Maliki.
Dalam pidatonya, Erdan menuding Hamas berniat untuk melenyapkan Israel dengan genosida. Dia juga menyampaikan keterkejutan atas negara-negara yang terus mendorong gencatan senjata permanen di Gaza, yang menurutnya akan membuat Hamas tetap berkuasa. Selebihnya, dia berbicara soal Iran yang digambarkan sebagai “ancaman keamanan sesungguhnya” di Timur Tengah dan sekitarnya.
Sementara, Indonesia dalam pidatonya menyampaikan tiga tuntutan. Pertama adalah gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, kedua adalah keanggotaan penuh Palestina di PBB, dan ketiga adalah penghentian aliran senjata ke Israel.
“Israel harus bertanggung jawab atas tindakannya, termasuk kekejaman di Gaza. Tidak ada negara yang kebal hukum,” kata Retno.
NABIILA AZZAHRA A.
Pilihan Editor: AS dan Israel Punya Rencana untuk Palestina Pasca-Perang, Ini Kata Hamas