TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Perlawanan Hamas Palestina menolak pernyataan Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby yang mengatakan bahwa masa depan Gaza, setelah agresi Zionis terhadapnya, tidak bisa melibatkan Hamas.
Hamas, Rabu, 24 Januari 2024, mengeluarkan sebuah pernyataan: “Pernyataan Amerika dan posisi lain yang serupa dengan yang dimiliki oleh pemerintahan Presiden Biden adalah campur tangan terang-terangan dalam urusan rakyat Palestina dan merupakan kelanjutan dari pendekatan perwalian yang digunakan untuk mempertahankan kendali atas keputusan-keputusan tersebut dan pilihan rakyat."
Hamas menekankan bahwa mereka adalah "komponen otentik dari rakyat Palestina yang teguh dalam menghadapi pendudukan dan Nazisme yang didukung oleh pemerintahan Amerika, dan kami tidak akan mengizinkan mereka atau siapa pun untuk memaksakan pengawasan terhadap rakyat Palestina yang merdeka, yang memiliki keputusan akhir dalam memilih kepemimpinan dan menentukan nasib mereka."
Kemarin, Kirby mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih bahwa negaranya "juga menolak peran Hamas dan para pemimpinnya dalam segala bentuk pemerintahan di Gaza setelah perang."
AS Menentang Gencatan Senjata
Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden AS Joe Biden “masih percaya pada janji dan kemungkinan solusi dua negara.”
Dalam pengarahan di Gedung Putih pada tanggal 20 Januari setelah pembicaraan telepon Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kirby menekankan keyakinan Biden bahwa tindakan yang paling tepat ke depan adalah "solusi dua negara".
“Teman dan sekutu yang baik dapat melakukan diskusi yang jujur dan terus terang, dan kami melakukannya,” tambah Kirby.
Percakapan baru-baru ini juga mencakup sisa tawanan AS yang ditahan oleh Hamas sejak 7 Oktober, menurut Kirby.
Sementara itu, ia masih mempertahankan posisi AS menentang gencatan senjata di Gaza, dengan secara eksplisit ia mengatakan, "AS masih menentang gencatan senjata umum di Gaza," meskipun jumlah korban tewas melebihi 25.700 orang, dan 63.740 orang terluka.
Lebih lanjut, Kirby menyatakan bahwa Gedung Putih saat ini sedang dalam proses mengumpulkan informasi tambahan terkait permintaan Meksiko dan Chili untuk melakukan investigasi terhadap potensi kejahatan perang oleh Israel. Dia juga menyebutkan bahwa, saat ini, Gedung Putih tidak melihat adanya indikasi yang menunjukkan adanya kejahatan perang yang disengaja.
"AS mendukung jeda kemanusiaan," katanya, "namun berpendapat bahwa gencatan senjata akan menguntungkan Hamas."