TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Iran dalam “semua masalah” dalam pembicaraan telepon antara para menteri luar negeri mereka pada hari Jumat, 19 Januari 2024, setelah kedua negara saling melancarkan serangan drone dan rudal terhadap pangkalan-pangkalan militan di wilayah masing-masing.
Serangan balasan yang dilakukan kedua negara tersebut merupakan intrusi lintas batas terbesar dalam beberapa tahun terakhir dan telah meningkatkan kekhawatiran mengenai ketidakstabilan yang lebih luas di kawasan tersebut sejak perang antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2024.
Namun, meski Iran dan Pakistan memiliki sejarah hubungan yang sulit, kedua belah pihak telah mengisyaratkan keinginan untuk meredakan ketegangan.
Sebuah pernyataan dari kantor luar negeri Pakistan mengatakan Menteri Luar Negeri Jalil Abbas Jilani telah berbicara dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amirabdollahian, pada hari Jumat, sehari setelah Pakistan melakukan serangan di Iran.
Iran mengatakan serangan hari Kamis menewaskan sembilan orang di sebuah desa perbatasan di wilayahnya, termasuk empat anak-anak. Pakistan mengatakan serangan Iran pada Selasa menewaskan dua anak.
“Menteri Luar Negeri Jilani menyatakan kesiapan Pakistan untuk bekerja sama dengan Iran dalam semua masalah berdasarkan semangat saling percaya dan kerja sama,” kata pernyataan itu. “Dia menggarisbawahi perlunya kerja sama yang lebih erat dalam masalah keamanan.”
Kontak tersebut menyusul pembicaraan telepon antara Jilani dan mitranya dari Turki di mana Islamabad mengatakan "Pakistan tidak tertarik atau berkeinginan untuk melakukan eskalasi".
Amirabdollahian, dalam komentarnya yang dikutip oleh media pemerintah Iran, mengatakan: "Kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan sangat penting bagi kami dan kerja sama bilateral sangat penting untuk menetralisir dan menghancurkan kamp-kamp teroris di tanah Pakistan."
Kontak tersebut terjadi ketika Perdana Menteri Sementara Pakistan Anwaar ul Haq Kakar memulai pertemuan Komite Keamanan Nasional, yang dihadiri semua kepala dinas militer, kata sebuah sumber di kantor perdana menteri kepada Reuters.
Kakar mempersingkat kunjungannya ke Forum Ekonomi Dunia di Davos dan terbang pulang pada hari Kamis.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak kedua negara untuk menahan diri secara maksimal. AS juga mendesak untuk menahan diri meskipun Presiden Joe Biden mengatakan bentrokan tersebut menunjukkan bahwa Iran tidak disukai di wilayah tersebut.
Islamabad mengatakan serangan itu menyerang pangkalan separatis Front Pembebasan Baloch dan Tentara Pembebasan Baloch, sementara Teheran mengatakan drone dan rudalnya menyerang militan dari kelompok Jaish al Adl (JAA).
Kelompok militan tersebut beroperasi di wilayah yang mencakup provinsi Balochistan di barat daya Pakistan dan provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran. Keduanya bergolak, kaya mineral dan sebagian besar terbelakang.
Badan keamanan tinggi Iran, dalam pertemuan pada hari Kamis yang dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi, diberitahu bahwa militan telah mempersiapkan "operasi besar" dan serangan Iran pada hari Selasa adalah tindakan pencegahan, media pemerintah melaporkan pada hari Jumat.
Secara terpisah, laporan media Iran mengatakan pasukan keamanan bentrok dengan militan ISIS di tenggara, menewaskan dua orang, menangkap beberapa lainnya dan menyita bahan peledak dan senjata.
REUTERS
Pilihan Editor Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular