TEMPO.CO, Jakarta - Israel meningkatkan serangannya atas Khan Younis di Gaza selatan pada Rabu, 17 Januari 2024, mengerahkan tank-tank ke arah barat dan memicu tuduhan dari Yordania bahwa rumah sakit lapangan di kota tersebut telah rusak parah akibat penembakan di dekatnya.
Rumah sakit lapangan militer tentara Yordania di Khan Younis di Gaza rusak parah pada Rabu akibat penembakan Israel di sekitar gedung tersebut, dan tentara mengatakan mereka menganggap Israel “sepenuhnya bertanggung jawab atas” pelanggaran hukum internasional yang mencolok.
Seorang anggota staf rumah sakit terluka dan akan diterbangkan kembali ke Yordania untuk perawatan sementara seorang pasien terkena pecahan peluru, kata tentara dalam sebuah pernyataan.
“Rumah sakit mengalami kerusakan parah. Pemerintah akan mengambil semua tindakan yang diperlukan akibat agresi tersebut,” kata pernyataan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Militer Israel tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Rumah sakit tersebut adalah salah satu dari dua rumah sakit yang dikelola angkatan bersenjata Yordania di Gaza yang menderita kekurangan medis akut di tengah perang antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina menyusul serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel.
Kerajaan Arab Saudi, yang merupakan salah satu negara tetangga Arab yang mendorong Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan, adalah satu-satunya negara yang mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza dan menyalurkannya melalui dua fasilitas medis tersebut.
Yordania berhasil membuat Israel mengizinkan Program Pangan Dunia (WFP) mengirim pengiriman ke Gaza melalui jalur darat lain yang dimulai dari Yordania yang telah membantu mengurangi tekanan pada penyeberangan utama perbatasan Rafah, yang kapasitasnya terbatas.
Sementara itu, orang-orang di dalam dan sekitar rumah sakit lain, Nasser, melarikan diri ketika tank-tank mendekati distrik tersebut pada malam hari menyusul pernyataan tentara Israel bahwa mereka mendapat serangan dari daerah tersebut. Militan Hamas membantah menggunakan fasilitas kesehatan untuk operasi militer.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan tujuh orang tewas akibat serangan udara Israel yang merusak rumah-rumah di dekat rumah sakit.
Banyak staf rumah sakit Nasser telah meninggalkan tempat penampungan di wilayah selatan, dan hanya tersisa satu dokter untuk lebih dari 100 korban luka bakar, kata Sean Casey, koordinator tim medis darurat Organisasi Kesehatan Dunia di Gaza, pada 9 Januari.
Hanya sekitar sepertiga rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi dan sebagian hanya sebagian saja.