TEMPO.CO, Jakarta - Penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza akibat gempuran Israel telah genap 100 hari. Sejak 7 Oktober 2022, Israel menyatakan perang sebagai tanggapan dari serangan oleh Hamas ke militer Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Terkait dengan hal tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lagi-lagi sesumbar.
Banyak aksi demonstrasi dari berbagai penjuru dunia dilakukan memperingati 100 hari serangan Israel ke Gaza. Di Roma, Italia, aksi demonstrasi dilakukan oleh ratusan warga di jalan raya dekat Colosseum. Demonstrasi lainnya juga dilakukan di Repuclic Square di Paris, Perancis oleh ratusan orang. Sementara itu, rebuan orang juga mengadakan aksi di dekat Gedung Putih, Washington D.C, AS sebagai bagian dari aksi mengecam serangan Israel ke Gaza.
Dikutip dari independent.co.uk, menanggapi hal ini, Netanyahu bersumpah, “Tidak ada yang akan menghentikan kami – baik Den Haag, poros kejahatan, atau orang lain.”
Tuntutan yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional juga tidak akan menghentikan negara tersebut untuk terus melakukan serangan di Gaza.
Menurut NBCNEWS, Netanyahu mengatakan “Kami akan melanjutkan perang sampai selesai – menuju kemenangan total, sampai kami mencapai semua tujuan kami: pemusnahan Hamas, kembalinya semua sandera kami dan jaminan bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ucap Netanyahu.
Di Gaza, jumlah korban tewas terus meningkat, dengan 125 warga Palestina tewas dan 265 luka-luka dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Otoritas yang sama mengklaim bahwa lebih dari 23.000 orang telah terbunuh dan lebih dari 60.000 orang terluka di Gaza sejak perang dimulai.
Sekitar setengah dari bangunan-bangunan di Gaza telah rusak atau hancur. Seperempat penduduknya menghadapi kelaparan. Kurang dari separuh rumah sakitnya hanya berfungsi sebagian. Dan lebih dari dua pertiga gedung sekolah telah rusak.
Dilansir dari reuters, Netanyahu juga menepis seruan gencatan senjata dari berbagai pihak, dan mengatakan Israel akan terus melakukan serangan hingga mencapai kemenangan penuh atas Hamas dan memulihkan 132 sandera yang tersisa. Pihak militer mengatakan, fase berikutnya akan ditandai dengan operasi yang lebih bertarget terhadap para pemimpin dan oposisi gerakan tersebut.
Walau sudah genap 100 hari, hingga saat ini belum ada tanda diberhentikannya serangan dari Israel ke Jalur Gaza. Perdana Menteri Netanyahu terus sesumbar tentang serangan Israel ke Jalur Gaza yang akan terus dilakukan.
NBC NEWS | INDEPENDENT | REUTERS
Pilihan editor: Fakta ICJ yang Adili Gugatan Afrika Selatan Terhadap Israel yang Melakukan Genosida di Gaza