TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Selasa mengkonfirmasi sedang menyelidiki potensi kejahatan terhadap jurnalis sejak serangan membabi buta Israel sebagai serangan balasan terhadap kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza.
Serangan sejak 7 Oktober itu menewaskan puluhan jurnalis, meski Palestina menyebut sudah lebih dari 100 jurnalis tewas di Gaza.
Kelompok advokasi media Reporters Without Borders (RSF) mengatakan pada November bahwa mereka telah mengajukan mengadukan Israel ke ICC yang berbasis di Den Haag dengan tuduhan kejahatan perang atas kematian jurnalis yang mencoba meliput konflik tersebut.
“Kantor jaksa Karim Khan telah meyakinkan organisasi tersebut bahwa kejahatan terhadap jurnalis termasuk dalam penyelidikannya terhadap Palestina,” LSM tersebut mengumumkan pada Senin.
Pengadilan mengkonfirmasi pernyataan tersebut, dengan mengatakan, “Investigasi Kantor Kejaksaan ICC terhadap situasi di Negara Palestina berkaitan dengan kejahatan yang dilakukan dalam yurisdiksi Pengadilan sejak 13 Juni 2014.”
Setidaknya 79 jurnalis dan profesional media, sebagian besar warga Palestina, telah terbunuh sejak perang dimulai tiga bulan lalu, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CJP) yang berbasis di New York.
Pada Minggu, media Qatar Al Jazeera mengatakan dua jurnalis Palestina di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel terhadap mobil mereka.
Hamza Wael Dahdouh dan Mustafa Thuria, yang juga bekerja sebagai perekam video untuk AFP dan organisasi berita lainnya, terbunuh dalam apa yang disebut Al Jazeera sebagai “pembunuhan yang ditargetkan.”
Tentara Israel mengatakan pihaknya telah menyerang “seorang teroris yang mengoperasikan drone yang menimbulkan ancaman” dan “mengetahui laporan bahwa selama serangan tersebut, dua tersangka lainnya berada di dalam kendaraan yang sama.”
Namun, militer Israel kemudian mengakui bahwa keduanya adalah jurnalis dan penggunaan drone oleh para jurnalis mereka klaim sebagai aksi teror.
Setelah kematian terbaru tersebut, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada Senin bahwa mereka “sangat prihatin dengan tingginya angka kematian pekerja media di Gaza.”
Perang Gaza pecah setelah kelompok bersenjata Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.140 kematian di Israel, separuhnya warga sipil, menurut penghitungan berdasarkan angka resmi.
Israel merespons dengan pemboman tanpa henti dan invasi darat ke Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 23.210 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Pilihan Editor: Israel Lagi-lagi Serang Jurnalis di Gaza, Anak Kabiro Al Jazeera Tewas Dirudal
ARAB NEWS