TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia, Selasa, 9 Januari 2024, dibuka dengan bahasan soal debat capres ketiga. Ada pertanyaan tentang peta jalan konkret untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan. Ketiga capres menjelaskan pemahaman mereka.
Berita kedua tentang politik luar negeri Indonesia. Menlu Retno mengatakan politik luar negeri Indonesia tidak transaksional. RI masih konsisten menjalankan politik luar negeri berdasarkan prinsip bebas aktif, berkiblat kepada kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai mandat konstitusi.
Berita terakhir tentang laporan sebuah media Belanda seputar sabotase fasilitas nuklir Iran. Operasi tersebut dilakukan seorang agen intelijen Belanda bersama Amerika Serikat dan Israel, tanpa sepengetahuan pemerintah Belanda.
Berikut Top 3 Dunia selengkapnya:
Apa Itu Kerja Sama Selatan-Selatan yang Muncul dalam Debat Capres? Ini Kata Anies, Prabowo, Ganjar
Saat debat capres ketiga pada Ahad, 7 Januari 2024, terdapat pertanyaan dari panelis tema hubungan internasional dengan fokus pada strategi pasangan calon (paslon) dalam menyusun peta jalan konkret untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menegaskan kesiapannya untuk menerapkan strategi politik merangkul demi memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Selanjutnya, baca di sini.
Menlu Retno Sebut Politik Luar Negeri Indonesia Tidak Transaksional
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Menlu Retno mengatakan politik luar negeri Indonesia tidak transaksional, dalam acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung pada Senin, 8 Januari 2024.
Politik luar negeri dijalankan di tengah dunia yang penuh tantangan dan ketidakpastian, kata menteri tersebut. Menyikapi dinamika itu, dia mengatakan politik luar negeri RI dijalankan secara konsisten, berdasarkan prinsip bebas aktif, berkiblat kepada kepentingan nasional dan berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai mandat konstitusi.
Selanjutnya, baca di sini.
Media Belanda: AS dan Israel Manfaatkan Intel Belanda untuk Sabotase Nuklir Iran pada 2007
Seorang pria yang bekerja untuk intelijen Belanda pada 2005 menyabotase fasilitas nuklir Iran tanpa sepengetahuan pemerintah Belanda, sebuah laporan media Belanda mengatakan pada Senin. Operasi itu disebut dilakukan bersama oleh Amerika Serikat dan Israel.
Erik van Sabben, warga negara Belanda, direkrut pada 2005 oleh Badan Intelijen dan Keamanan Umum (AIVD), ungkap harian Volkskrant berdasarkan investigasi selama dua tahun terakhir.
Selanjutnya, baca di sini.
Pilihan Editor: Presiden Israel: Klaim Genosida Gaza di ICJ 'Kejam dan Tak Masuk Akal'