TEMPO.CO, Jakarta - Saat debat capres ketiga pada Ahad, 7 Januari 2024, terdapat pertanyaan dari panelis tema hubungan internasional dengan fokus pada strategi pasangan calon (paslon) dalam menyusun peta jalan konkret untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menegaskan kesiapannya untuk menerapkan strategi politik merangkul demi memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Dikutip dari Antara, dalam debat tersebut, Anies menyatakan, "Apa yang dikerjakan merangkul semua, membawa apa yang menjadi agenda Selatan-Selatan, bukan menceritakan agenda kita".
Sementara itu, Prabowo Subianto memandang Indonesia sebagai panutan bagi negara-negara di Afrika dalam konteks kerjasama Selatan-Selatan. Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia telah berhasil mengendalikan inflasi, menjaga pertumbuhan ekonomi, dan memiliki neraca perdagangan yang baik, sehingga menjadi inspirasi bagi negara-negara di Afrika.
Ganjar Pranowo, capres nomor 3 menyoroti potensi hilirisasi produk baterai sebagai langkah maju dalam kerjasama Selatan-Selatan. Dalam debat ketiga, Ganjar mengungkapkan, "(Kerja sama) Selatan-Selatan kita punya potensi yang hebat, kita punya SDA (sumber daya alam) yang sangat bagus, ambil satu saja teknologi baterai," katanya.
Apa Itu Kerja Sama Selatan-Selatan?
Kerjasama Selatan-Selatan atau South-South Cooperation (SSC) merujuk pada kerjasama teknis antara negara-negara berkembang di Dunia Selatan. Ini adalah alat yang digunakan oleh negara-negara, organisasi internasional, akademisi, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk berkolaborasi.
Mereka yang tergabung dalam aliansi ini bekerjasama untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan inisiatif dalam berbagai bidang seperti pembangunan pertanian, hak asasi manusia, urbanisasi, kesehatan, perubahan iklim, dan lainnya.
Dilansir dari situs Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pada 1978 di Argentina, negara-negara berkembang mulai mencari alternatif untuk mengarahkan pembangunan mereka sendiri dalam situasi politik global yang dipengaruhi oleh Perang Dingin.
Kerjasama teknis di antara negara-negara Selatan dimulai sebagai upaya bersama untuk memperkuat kekuatan diplomasi dan perundingan internasional mereka melalui dialog politik.
Kerjasama Selatan-Selatan, seperti yang kita kenal sekarang, berasal dari Peta Aksi Buenos Aires untuk Mendorong dan Melaksanakan Kerjasama Teknis antara Negara-Negara Berkembang (BAPA) yang diadopsi oleh 138 Negara Anggota PBB pada 18 September 1978. Rencana ini mendefinisikan kerangka kerjasama di antara negara-negara yang sebagian besar terletak di selatan planet ini.
Negara-negara yang Tergabung Kerja Sama Selatan-Selatan
Kerjasama Selatan-Selatan melibatkan negara-negara di Dunia Selatan dan dapat berlangsung secara bilateral, regional, intraregional, atau interregional. Beberapa negara yang terlibat dalam kerjasama ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan Asia.
Inisiatif ini telah mengubah kehidupan dan menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan kerjasama ini terbukti dalam perdagangan intra-Selatan yang meningkat, arus investasi langsung asing yang berasal dari Selatan, dan pengiriman uang dari pekerja migran yang membantu mengentaskan keluarga-keluarga dari kemiskinan.
Apa yang Dapat Dicapai dari Kerja Sama Selatan-Selatan?
Bersama dengan dialog politik dan kerja sama keuangan, SSC telah mempromosikan pertukaran pengetahuan dan keahlian melalui program, proyek, dan inisiatif yang membantu menyelesaikan masalah khusus di negara-negara Dunia Selatan.
Lebih dari 100 pengalaman sukses yang terkumpul dari seluruh dunia menunjukkan potensi keberhasilan kerjasama ini dalam berbagai bidang. Beberapa di antaranya ialah dukungan Kuba dalam melawan Ebola di Afrika Barat dan pengalaman Meksiko dalam diversifikasi produk jagung untuk meningkatkan kesehatan dan gizi di Kenya.
Selain itu, SSC juga pernah melalui strategi pengurangan kelaparan yang dibagikan oleh Kolombia kepada negara-negara Mesoamerika, hingga pelajaran dari Cile kepada negara-negara Karibia tentang pelabelan produk sebagai langkah untuk mengatasi obesitas. Ini adalah bukti nyata bahwa keberhasilan pembangunan global tidak dapat dicapai tanpa kontribusi dan inovasi luar biasa dari negara-negara Dunia Selatan.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | CEKFAKTA TEMPO | DICKY KURNIAWAN
Pilihan Editor: Ganjar Janjikan Hilirisasi Industri Baterai dan Kerja Sama dengan Argentina di Selatan-Selatan