TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Presiden Prancis Emmanuel Macron merayakan hari jadi ke 46 tahun. Emmanuel Macron telah menjadi tokoh utama dalam blantika politik Prancis dengan pendekatannya yang transformasional.
Latar belakang intelektualnya yang kuat dalam filsafat memainkan peran penting dalam membentuk cara ia menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks dalam pemerintahan.
Dilansir dari Aljazeera, Macron mulai terlibat dalam politik pada tahun 2004 ketika ia bergabung dengan Kementerian Ekonomi Prancis.
Karier politiknya cepat berkembang, dan tak butuh waktu lama baginya untuk menarik perhatian Presiden François Hollande. Pada tahun 2012, ia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Istana Élysée, mengokohkan posisinya sebagai figur yang menonjol dalam politik Prancis.
Pada tahun 2014, Macron mengambil langkah berani dengan keluar dari posisinya sebagai menteri dan mendirikan gerakan politik baru bernama En Marche! ‘Berpindah!’. Gerakan ini bertujuan untuk melewati perpecahan tradisional antara kiri dan kanan. Keputusan ini merupakan tonggak penting dalam karier politiknya karena ia mencoba menjembatani kesenjangan dan menyajikan solusi pragmatis untuk masalah-masalah mendesak yang dihadapi Prancis.
Kampanye kepresidenan Macron pada tahun 2017 menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi lanskap politik yang rumit. Meskipun menghadapi tantangan dari partai yang kuat dan meningkatnya populisme, Macron berhasil memperlihatkan dirinya sebagai kekuatan pemersatu. Kemenangannya atas Marine Le Pen dalam pemilihan putaran kedua merupakan momen bersejarah, karena pada usia 39 tahun Macron menjadi presiden termuda dalam sejarah Prancis.
Sebagai presiden, Macron menghadapi berbagai tantangan, termasuk reformasi ekonomi dan kerusuhan sosial. Prioritas kepresidenannya termasuk persatuan Eropa, restrukturisasi ekonomi, dan kelestarian lingkungan.
Gaya kepemimpinan Macron, yang ditandai oleh dialog terbuka dan komitmen mendengarkan, membantunya mengatasi masa-masa sulit dan melaksanakan reformasi yang signifikan, seperti perubahan dalam pasar tenaga kerja dan pemotongan pajak.
Dalam pemilihan umum 2022, Macron menjadi pusat perhatian. Para kritikus menyoroti ketidaksepakatan kebijakan, sementara pendukungnya memuji keteguhan dan komitmennya terhadap kemajuan. Dalam pertarungan yang ketat, pemilih Prancis memilih kembali Macron untuk masa jabatan kedua sebagai tanda stabilitas dan komitmen terhadap prinsip-prinsip Uni Eropa.
Perjalanan Emmanuel Macron dari seorang mahasiswa filsafat hingga menjadi presiden selama dua periode tidak hanya tentang kemenangan pribadinya, tetapi juga mencerminkan sifat pemimpin yang terus berkembang dalam dunia yang kompleks dan saling terhubung. Ketika memasuki masa jabatannya yang kedua, tantangan mendatang akan membentuk warisannya dan semakin menentukan dampaknya pada politik Prancis.
Pilihan editor: Kecam Israel Macron: Perangi Hamas Tidak Berarti Meratakan Gaza