TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol dan Irlandia bertemu Jumat untuk membahas rencana kolektif untuk mengakui kenegaraan Palestina. Pertemuan ini dilakukan ketika jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza telah melampaui 33.000 orang.
Meningkatnya jumlah korban jiwa, kelaparan dan kehancuran infrastruktur di daerah kantong yang terkepung tersebut telah mengakibatkan meningkatnya kritik internasional terhadap Israel. Di Eropa, kekhawatiran atas perang Israel di Gaza juga telah menyebabkan pergeseran posisi - termasuk lebih banyak negara yang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengakui negara Palestina.
Berikut ini adalah posisi mereka - dan bagaimana mereka berubah.
Apa kata Irlandia dan Spanyol tentang kenegaraan Palestina?
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez bertemu dengan pemimpin Irlandia yang baru saja dilantik, Simon Harris, di Dublin pada Jumat. Baik Spanyol maupun Irlandia dalam beberapa pekan terakhir telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengakui negara Palestina.
Ini adalah pertemuan pertama dari sekian banyak pertemuan yang akan dilakukan Sanchez dalam minggu depan untuk menggalang dukungan bagi pengakuan Palestina.
Sanchez juga bertemu dengan perdana menteri Norwegia, Irlandia, Portugal, Slovenia dan Belgia, kata juru bicara pemerintah Pilar Alegria kepada para wartawan.
"Kami ingin menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza dan membantu memulai proses perdamaian politik yang mengarah pada realisasi solusi dua negara sedini mungkin," kata Alegria.
Selama perang yang dimulai pada 7 Oktober, Irlandia dan Spanyol telah muncul sebagai pendukung terbesar Palestina di Uni Eropa (UE).
Apakah negara-negara lain di Eropa mengubah posisi mereka?
Dalam sebuah pertemuan puncak pada 22 Maret lalu, para pemimpin Irlandia dan Spanyol juga bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Slovenia dan Malta untuk berkomitmen pada pengakuan negara Palestina.
Saat ini, hanya delapan dari 27 anggota Uni Eropa yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara: Polandia, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Ceko, Slovakia, Swedia dan Siprus.
Jika Irlandia, Spanyol, Slovenia dan Malta bergabung dengan mereka, jumlah anggota Uni Eropa yang mengakui negara Palestina akan bertambah menjadi 12 negara.
Namun, Uni Eropa sebagai sebuah badan tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara - meskipun ada berbagai upaya diplomatik selama bertahun-tahun dari dalam blok tersebut untuk melakukannya. Beberapa negara Uni Eropa yang paling kuat dan berpengaruh, termasuk Jerman dan Prancis, berpendapat bahwa kenegaraan Palestina hanya dapat diakui sebagai bagian dari solusi dua negara dengan Israel.