TEMPO.CO, Jakarta - Kendaraan udara nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) besar Wing Loong-2H yang dikembangkan secara independen oleh Cina, dikerahkan untuk mendukung pekerjaan penyelamatan darurat pasca-gempa bumi bermagnitudo 6,2 di Provinsi Gansu.
UAV sipil berukuran besar Wing Loong-2H langsung dikerahkan ke daerah yang terkena gempa pada Senin malam, untuk melakukan misi penyelamatan sebagai respons atas seruan otoritas manajemen darurat, kata Aviation Industry Corporation of China (AVIC), pabrikan pesawat terkemuka di negara itu.
Model UAV khusus penyelamatan darurat Wing Loong-2H lepas landas di sebuah bandara di Kota Zigong, China barat daya, pada Selasa siang.
UAV berukuran besar itu akan melakukan dukungan komunikasi darurat melalui udara, pemantauan bencana dan misi lainnya untuk mempertahankan penyelamatan yang efektif dan efisien.
jumlah korban tewas dalam gempa paling mematikan di Cina dalam sembilan tahun terakhir ini meningkat menjadi 131 orang.
Stasiun penyiaran negara CCTV mengatakan sedikitnya 113 orang tewas di provinsi barat laut Gansu dan 18 lainnya di negara tetangga Qinghai setelah gempa dangkal pada Senin malam merusak ribuan bangunan.
Gempa tersebut merupakan yang paling mematikan di Cina sejak 2014, ketika lebih dari 600 orang tewas di provinsi barat daya Yunnan.
Daerah pedalaman bagian barat Cina sangat rentan aktivitas seismik yang sering terjadi. Gempa besar di provinsi Sichuan pada 2008 menyebabkan lebih dari 87.000 orang tewas atau hilang, termasuk 5.335 anak sekolah.
Daerah yang dilanda gempa secara geografis merupakan zona transisi antara dua dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 1.800 hingga 4.300 meter dengan topografi yang "sangat kompleks", kata CCTV.
Pemulihan dari gempa bumi yang terjadi pada Senin malam semakin terkendala oleh cuaca dingin yang melanda sebagian besar wilayah Cina sejak minggu lalu. Suhu di sekitar pusat gempa di Gansu turun menjadi sekitar minus 15 derajat Celcius pada Selasa malam saat tim penyelamat melanjutkan pekerjaan mereka.
Menurut media lokal yang mengutip para peneliti, orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan yang terkena suhu minus 10 derajat Celcius tanpa bantuan, berisiko terkena hipotermia dan hanya dapat bertahan hidup antara lima hingga 10 jam jika tidak terluka.
Kekhawatiran semakin meningkat bahwa para penyintas yang menunggu penyelamatan bisa terkena cuaca dingin yang parah, dengan suhu di pusat gempa di wilayah Jishishan, Gansu, diperkirakan turun hingga -17 derajat Celcius pada Rabu.
Pilihan Editor: Korban Gempa Cina Jadi 131 Orang, Suhu Ekstrem Mengancam Korban dan Tim Penyelamat
XINHUA | FRANCE24