TEMPO.CO, Jakarta - Menteri kesehatan Turki dan Mesir rapat pada Rabu, 15 November 2023 membahas bantuan untuk Gaza yang sedang dibombardir Israel, serta pemindahan pasien kanker dari wilayah kantong pesisir tersebut ke Turki. Menurut laporan Anadolu, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca tiba di Ibu Kota Kairo, pada Selasa, 14 November 2023 dan disambut oleh Menteri Kesehatan Mesir Abdel Ghaffar dan pejabat lainnya.
Tanpa pengobatan dan perawatan yang tepat, 2 ribu pasien kanker di Jalur Gaza hidup dalam “kondisi kesehatan yang sangat buruk akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan pengungsian massal”, kata Menteri Kesehatan Otoritas Palestina, Mai al-Kaila.
Ia memperingatkan nyawa 70 pasien kanker sedang berada dalam ancaman serius karena kurangnya pengobatan dan tindak lanjut kesehatan. Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, satu-satunya rumah sakit untuk pengobatan kanker di Jalur Gaza, terpaksa menutup layanannya pada 1 November 2023 setelah kehabisan bahan bakar akibat blokade Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bangunan rumah sakit tersebut juga mengalami kerusakan parah akibat serangan bertubi-tubi oleh Israel di daerah sekitarnya. Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, Subhi Sukeyk, mengatakan obat-obatan di sana telah habis, setelah lebih dari sebulan setelah dimulainya perang.
“Perawatan khusus untuk pasien kanker, seperti kemoterapi dan pengobatan yang menggabungkan beberapa obat, tidak dapat diberikan. Beberapa pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Dar Essalam di Khan Younis, yang dikatakan aman, namun tidak ada tempat yang aman sama sekali di Gaza,” kata Sukeyk kepada Al Jazeera, Selasa, 14 November 2023.
Sebelumnya pekan lalu, Koca mengadakan panggilan telepon dengan Menteri Kesehatan Israel dan Mesir mengenai pemindahan pasien dari wilayah Palestina yang terkepung melalui perbatasan Rafah. Sebuah tim koordinasi kemudian dibentuk, dengan narahubung dari Turki, Mesir, dan Israel.
Turki telah mengirimkan berton-ton peralatan bantuan, termasuk obat-obatan, peralatan medis, ambulans dan pasokan medis, untuk masyarakat Gaza, di mana terjadi krisis kemanusiaan akibat serangan Israel yang tak henti-henti selama satu bulan lebih. BombardirIsrael dilakukan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya. Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan serentetan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 11.200 orang di Jalur Gaza.
ANADOLU | AL JAZEERA
Pilihan Editor: WHO Hilang Kontak dengan Staf Medis usai Israel Serbu RS Al Shifa Gaza