TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu 15 November 2023 kehilangan kontak dengan staf medis di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza setelah militer Israel menyerbu RS tersebut.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan laporan soal serangan militer Israel ke Shifa sangat mengkhawatirkan.
"Kami kehilangan kontak lagi dengan petugas kesehatan di rumah sakit itu. Kami sangat khawatir dengan keselamatan mereka dan pasien mereka," katanya di platform media sosial X.
Sementara itu, kepala bantuan PBB Martin Griffiths pada Rabu mengaku "terkejut" dengan berbagai laporan tentang serangan ke RS Al Shifa.
"Perlindungan bagi bayi-bayi baru lahir, para pasien, staf medis, dan semua warga sipil harus ditempatkan di atas semua kekhawatiran lainnya," katanya di X. "Rumah sakit bukan medan perang."
Pasukan Israel menyerbu kompleks Al Shifa, RS terbesar di Gaza, pada Rabu untuk mencari pejuang Hamas di bangsal-bangsal dan ruang bawah tanah RS, kata para saksi.
Israel menuduh Hamas memiliki markas di terowongan di bawah RS tersebut. Hamas dan tim medis rumah sakit membantah tuduhan itu.
Dalam sebuah artikel pada 2014, majalah Tablet menyebut bahwa Israel membangun terowongan di bawah rumah sakit itu pada 1983 saat masih menguasai Gaza. Diduga terowongan inilah yang dimaksud Israel sebagai dalih untuk menyerbu RS Al Shifa.
Pilihan Editor: Dirjen WHO: Setiap 10 Menit, Rata-rata Satu Anak Tewas di Gaza
REUTERS