TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Beit Lahia, Gaza utara, Palestina sempat dituduh oleh Israel sebagai area pusat komando bawah tanah kelompok militan Hamas. Tuduhan yang dilontarkan oleh juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari pada Ahad, 5 November 2023 langsung dibantah keesokan harinya pada Senin, 6 November 2023 oleh operator RSI.
“Kami membangun rumah sakit ini untuk membantu orang lain, sesuai dengan kebutuhan warga Gaza,” kata Sarbini Abdul Murad, ketua Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C), sebuah kelompok sukarelawan yang mengoperasikan RSI di Gaza.
“Tuduhan Israel adalah prasyarat agar mereka dapat menyerang rumah sakit Indonesia di Gaza,” katanya dalam konferensi pers di ibu kota Indonesia, Jakarta.
Pada Jumat, 10 November 2023, MER-C membuat video berdurasi hampir 11 menit, membantah poin per poin tuduhan yang disampaikan IDF. Penjelasan terperinci disampaikan oleh Edy Wahyudi, insinyur sekaligus relawan MER-C yang pernah berperan sebagai manajer lapangan pembangunan RSI. Menurut unggahan MER-C di Instagram pada 29 Juli 2020, pria asal Cileungsi, Jawa Barat ini mengawasi dari awal proses pembangunan RSI.
Berikut penjelasan MER-C sebagai tanggapan atas tuduhan IDF.
Bangunan RSI hanya satu, bukan tiga
Hagari, dalam video penjelasannya yang diunggah di kanal YouTube IDF, menunjukkan sebuah citra satelit yang memperlihatkan tiga lokasi berbeda di Gaza utara antara Jabalia dan Beit Hanun, yang ia sebut ketiganya merupakan lokasi RSI.
Edy membantah hal itu, menunjukkan pada peta lokasi RSI yang sebenarnya, dan menurutnya merupakan satu-satunya.
“Berdasarkan peta yang ditunjukkan oleh jubir IDF Daniel Hagari, RSI berada di tiga lokasi. Yang benar adalah RSI hanya berada di satu lokasi saja,” katanya, seraya menunjuk pada salah satu titik yang sebelumnya ditunjuk Hagari, dan menandakan dua lainnya sebagai bukan lokasi RSI.
RSI dibangun di atas tanah seluas 1,6 hektare di Jalur Gaza yang merupakan bentuk wakaf dari pemerintah Palestina.
Pendanaan dari masyarakat Indonesia, bukan LSM
Jubir IDF juga mengatakan pembangunan RSI didanai oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia. Edy lantas mengoreksi hal tersebut, mengatakan bahwa RSI didanai oleh rakyat dari berbagai penjuru Indonesia, tanpa afiliasi dengan LSM.
“Pembangunan RSI bukan didanai oleh banyak LSM, akan tetapi didanai oleh seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang dihimpun oleh MER-C sebagai LSM pelaksana pembangunan RSI,” tuturnya, sambil menunjukkan foto-foto masyarakat yang turut menyumbang dana.
Sebelumnya, Ketua Dewan Presidium MER-C Hendry Hidayatullah sempat membahas soal sumber pendanaan RSI, saat Wakil Presiden Jusuf Kalla menandai serah terima RSI dari MER-C kepada masyarakat Palestina di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 9 Januari 2016 silam.
“Biaya pembangunannya sekitar Rp126 miliar dan sepenuhnya didanai oleh sumbangan masyarakat Indonesia,” ujarnya seraya menambahkan bahwa rumah sakit tersebut juga dirancang dan dibangun oleh 43 relawan MER-C yang dikirim ke Gaza.