TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah drone tak dikenal menghantam bangunan sipil di kota Eilat, Israel selatan, pada hari Kamis, 9 Noveber 2023, namun hanya menyebabkan kerusakan ringan. Gerakan Houthi Yaman mengatakan mereka menembakkan rudal balistik ke kota pelabuhan Laut Merah.
Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan rudal dan drone berulang kali terhadap Israel sejak pecahnya pertempuran Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023. Selain serangan drone pada hari Kamis, serangan lainnya ditembak jatuh atau gagal.
Militer Israel mengatakan identitas drone yang menyerang gedung di Eilat sedang ditinjau. Pernyataan itu tidak menjelaskan lebih lanjut. Tidak ada laporan korban luka.
Pada hari Kamis, militer mengatakan sistem pertahanan udara “Arrow” mencegat sebuah rudal yang diluncurkan ke wilayah Israel dekat Laut Merah, dan bahwa sistem pertahanan Patriotnya telah mencegat “target yang mencurigakan” di gurun Negev selatan.
Kelompok Houthi mengatakan mereka meluncurkan sejumlah rudal balistik ke berbagai sasaran Israel termasuk apa yang digambarkan oleh juru bicara militer kelompok tersebut sebagai sasaran militer di Eilat.
Militer Israel tidak menyebut peluncuran rudal tersebut atau target yang dicegat di Negev.
Kelompok Houthi adalah bagian dari aliansi regional yang bersekutu dengan Iran, yang juga mencakup Hizbullah Lebanon, yang mendukung Hamas dalam perangnya dengan Israel.
Kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, yang berjarak lebih dari seribu mil dari Israel.
Israel telah meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di Laut Merah untuk melindungi pantai selatannya dengan lebih baik, sementara Amerika Serikat juga memiliki kekuatan angkatan laut yang signifikan di wilayah tersebut.
Eilat adalah pintu gerbang komersial utama Israel melalui Laut Merah.
Daniel Mueller, analis perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey, mengatakan serangan pesawat tak berawak pada hari Kamis "akan menjadi kerusakan pertama yang dikonfirmasi di kota Eilat sejak permusuhan tanggal 7 Oktober dimulai."
Hamas dan Houthi “telah menembakkan banyak roket, rudal jelajah dan UAV ke arah Eilat,” kata Mueller.
Perairan Israel dianggap sebagai zona risiko tinggi oleh perusahaan asuransi kelautan dan setiap kapal diharuskan membayar premi risiko perang tambahan, yang biasanya diperbarui setiap tujuh hari.
Premi tersebut telah melonjak 10 kali lipat dalam beberapa minggu terakhir, menambah puluhan ribu dolar untuk setiap perjalanan, kata sumber industri. Dan ini berarti biaya pengiriman lebih tinggi.
Pelabuhan Ashkelon di Mediterania selatan, yang paling dekat dengan Gaza, telah ditutup dalam beberapa pekan terakhir dan setidaknya satu kapal tanker minyak dialihkan ke Eilat.
REUTERS
Pilihan Editor Israel Beri Jeda Kemanusiaan 4 Jam Sehari, Netanyahu: Perang Melawan Hamas Lanjut