TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberi tahu Kongres AS bahwa mereka merencanakan transfer bom presisi senilai $320 juta (sekitar Rp 4,98T) untuk Israel, kata sumber yang mengetahui rencana tersebut pada Senin, 6 November 2023.
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa pemerintah mengirimkan pemberitahuan resmi pada 31 Oktober kepada para pemimpin kongres mengenai rencana pemindahan Spice Family Gliding Bomb Assemblies, sejenis senjata berpemandu presisi yang ditembakkan oleh pesawat tempur.
Mengutip korespondensi yang dilihatnya, Journal mengatakan produsen senjata Rafael USA akan mentransfer bom tersebut ke perusahaan induknya di Israel, Rafael Advanced Defense Systems, untuk digunakan oleh kementerian pertahanan Israel.
Hal ini terjadi ketika beberapa laporan AS selama beberapa hari terakhir menyoroti bahwa AS mengklaim sedang berjuang untuk mempengaruhi kebijakan Israel dalam agresinya terhadap Gaza.
Beberapa laporan bahkan menyebutkan perpecahan mulai muncul di dalam partai Demokrat pimpinan Biden terkait perang di Gaza.
Namun kenyataannya adalah bahwa Amerika mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap “Israel.”
Setelah seorang menteri Israel mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyerukan agar Jalur Gaza dibom nuklir, ia langsung ditegur oleh PM Israel Benjamin Netanyahu karena dampak negatifnya terhadap reputasi "Israel" dan Amerika Serikat.
Amerika Serikat pada Senin mengutuk komentar yang "sama sekali tidak dapat diterima" oleh seorang anggota junior kabinet Israel yang tampaknya menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melakukan serangan nuklir di Gaza.
“Kami tetap percaya bahwa penting bagi semua pihak dalam konflik ini untuk menahan diri dari retorika kebencian,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel dalam sebuah pengarahan.
Sebelumnya hari ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim bahwa Washington bekerja "sangat agresif" untuk memastikan bantuan besar-besaran masuk ke Gaza untuk warga sipilnya.
Sebelumnya pada Senin, PBB mengatakan Gaza menjadi “kuburan bagi anak-anak,” memperkuat tuntutan gencatan senjata ketika otoritas kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah melebihi 10.000 orang.
REUTERS | AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Menteri Israel Minta Petani Palestina di Tepi Barat Dihalangi saat Musim Panen Zaitun