TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, menuntut diakhirinya pengeboman terhadap Jalur Gaza, demikian media pemerintah Iran melaporkan.
“Pengeboman di Gaza harus segera dihentikan… jalur ekspor minyak dan pangan ke rezim Zionis harus dihentikan,” kata Khamenei kepada sekelompok mahasiswa di Teheran, menurut media pemerintah Iran, Selasa 31 Oktober 2023..
Sebelumnya, Israel telah berjanji untuk memusnahkan Hamas yang didukung Teheran, yang menguasai Gaza, sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan menyebabkan ratusan orang disandera.
Israel telah melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Gaza dan memberlakukan pengepungan terhadap daerah kantong tersebut. Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 8.000 orang telah terbunuh.
Sebut keterlibatan Amerika Serikat
Khamenei mengatakan Amerika Serikat terlibat dalam “kejahatan Israel baru-baru ini terhadap warga Palestina”.
“Dunia Islam tidak boleh lupa bahwa dalam isu krusial di Gaza, pihak yang menentang bangsa Palestina yang tertindas adalah Amerika Serikat, Prancis dan Inggris,” kata Khamenei diiringi teriakan “Matilah Israel” dan “Matilah Amerika”.
Singgung Inggris, Prancis, dan Italia
Ia menyatakan bahwa “masyarakat Gaza telah memobilisasi hati nurani masyarakat dengan kesabaran mereka,” mengacu pada protes pro-Palestina di seluruh dunia.
“Lihatlah apa yang terjadi di dunia. Di Inggris, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat, banyak orang turun ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan Amerika Serikat. Mereka telah kehilangan kredibilitasnya dan sungguh, tidak ada solusi bagi mereka karena mereka tidak dapat membenarkan serangan Israel,” kata Khamenei.
“Dunia Islam tidak boleh lupa bahwa dalam kasus Gaza, AS, Prancis, dan Inggrislah yang menentang rakyat tertindas di Gaza, bukan hanya rezim Zionis.” tambahnya.
Diplomat Utama Iran: “gerakan perlawanan tidak tinggal diam terhadap semua kejahatan”
Diplomat utama Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan pada hari Selasa bahwa “wajar jika kelompok dan gerakan perlawanan tidak tinggal diam terhadap semua kejahatan” yang dilakukan oleh Israel.
“Mereka tidak akan menunggu saran siapa pun, oleh karena itu kita perlu menggunakan kesempatan politik terakhir untuk menghentikan perang,” lanjutnya, memperingatkan bahwa situasi bisa “tidak terkendali”.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengklaim mereka meluncurkan “sejumlah besar” rudal balistik dan drone ke arah Israel selatan. Kelompok tersebut bahkan berjanji untuk melanjutkan serangannya.
Pada hari yang sama, militer Israel mengatakan pasukannya mencegat “rudal surface-to-surface” yang ditembakkan ke wilayah Israel dari wilayah Laut Merah. Mereka juga mengatakan bahwa rudal tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Arrow.
Tuduhan Israel terhadap Iran
Israel, yang tidak mau diakui oleh Teheran, telah lama menuduh ulama Iran memicu kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Teheran mengatakan pihaknya memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok yang menguasai Jalur Gaza.
“Salah satu tindakan Barat yang tidak tahu malu adalah menuduh pejuang Palestina melakukan terorisme,” kata Khamenei.
Peringatan eskalasi
Para ulama Iran telah memperingatkan Israel akan terjadinya eskalasi jika mereka gagal mengakhiri agresi terhadap warga Palestina, dan pihak berwenang mengindikasikan bahwa proksi yang didukung Teheran di Timur Tengah siap mengambil tindakan.
Mendukung perjuangan Palestina telah menjadi pilar politik Republik Islam sejak Revolusi Islam tahun 1979 dan merupakan cara teokrasi Muslim Syiah menjadikan Iran sebagai pemimpin di dunia Muslim.
IRNA | REUTERS
Pilihan editor: Amnesty International: Israel Gunakan Bom Fosfor Putih di Gaza dan Lebanon