TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh dari sepuluh warga negara Indonesia yang berada di Jalur Gaza saat ini akan dievakuasi dalam proses yang sedang berjalan mulai Rabu, 1 November 2023. Sementara, tiga orang lainnya memilih untuk menetap di sana. Mereka akan dipulangkan dari wilayah kantong yang sedang diserang dan dikepung oleh Israel sejak awal Oktober.
“Jadi dari sepuluh, tujuh yang akan ikut evakuasi,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha kepada konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu.
Tim penyelamatan telah tiba di perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza per hari Rabu untuk menjemput tujuh orang tersebut, kata Menlu Retno Marsudi dalam kesempatan yang sama.
Sementara, tiga orang yang memilih untuk menetap di Jalur Gaza adalah Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al-Ayubi — mahasiswa yang juga menjadi relawan di Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C). Mereka ditempatkan untuk bertugas sebagai relawan kemanusiaan di Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Beit Lahia, Gaza utara.
Tujuh WNI lainnya mencakup dua orang yang menikah dengan warga negara Palestina dan sudah memiliki anak berkewarganegaraan Indonesia. Kesepuluh WNI tersebut tersebar di Gaza utara dan selatan.
“Untuk relawan MER-C memang sejak awal pada saat kita kontak, dan juga komunikasi dengan kantor pusat MER-C di Jakarta, mereka memilih untuk tetap tinggal,” kata Judha.
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang alasan ketiga WNI untuk menetap, Judha mengutip Pasal 21 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri yang menyatakan pemerintah memiliki kewajiban antara lain mengusahakan pemulangan WNI yang terancam bahaya nyata kembali ke Indonesia. Hal ini, katanya, hanya dapat dilakukan pemerintah atas kemauan warga itu sendiri.
“Kami tidak memaksa. Tugas negara menyiapkan dan menyediakan fasilitas. Namun, pilihan kembali ke pribadi masing-masing,” ujarnya. “Tiga relawan MER-C tersebut memang memilih menjalankan tugas kemanusiaan mereka di RSI, dan tentu kita sangat menghargai pilihan tersebut.”