Menolak pulang, ketiga WNI sedang kuliah
Dalam wawancara dengan Tempo pada Rabu, 11 Oktober 2023, Fikri sebagai salah satu dari tiga relawan yang menetap di Gaza sempat mengungkapkan alasannya dan dua relawan lain untuk menetap. Salah satunya adalah karena masih berstatus mahasiswa, dan harus menyelesaikan studi mereka.
“Tiga relawan ini kan masih para jomblo, nih,” kata Fikri berseloroh. “Jadi, kita memang ditugaskan untuk meneruskan jenjang kuliah. Memang kita harus menyelesaikan terlebih dahulu, baru kita bisa pulang.”
Ia melanjutkan, jika pulang sebelum selesai kuliah, akses masuk kembali ke Jalur Gaza dari Rafah akan sulit. Menurutnya, ini dikarenakan pihak Mesir yang tidak selalu memberikan izin keluar-masuk dari gerbang tersebut.
Fikri, yang menjadi mahasiswa dan relawan kemanusiaan di Jalur Gaza sejak 2020, mengaku sampai saat ini belum pernah pulang ke Indonesia. Dalam proses untuk masuk ke wilayah kantong tersebut, ia mengatakan sempat menunggu selama enam bulan untuk perizinan dari Mesir.
Saat ini, di tengah serangan udara dan darat tak henti-henti sekaligus pengepungan oleh Israel, kuliahnya terhenti. “Tentunya kalau perang, semua aktivitas di Gaza termasuk sekolah dan kuliah terhenti. Karena memang kondisinya tidak kondusif,” kata Fikri saat itu lewat telepon yang salurannya tersendat, di antara suara dentuman yang datang hampir setiap menit.
Tiba di Jalur Gaza saat berusia sekitar 20 atau 21 tahun, ia tadinya mengambil program S1 jurusan usuluddin di Islamic University of Gaza (IUG). Namun, karena mengalami kendala bahasa, ia sekarang mengambil program D3 di University College of Applied Sciences (UCAS).
“Dan alhamdulillah, sudah berjalan satu tahun. Tinggal setahun lagi untuk menyelesaikan D3,” katanya.
Sebagai relawan kemanusiaan di Jalur Gaza, kegiatan Fikri dan kawan-kawannya beragam, seperti membagikan selimut di musim dingin, membagikan sembako, hingga memfasilitasi buka puasa bersama dengan anak yatim. Setelah libur musim panas, para relawan juga membagikan peralatan sekolah seperti tas, seragam, dan alat tulis untuk anak-anak kurang mampu.
NABIILA AZZAHRA ABDULLAH
Pilihan Editor: Ali Khamenei Desak Negara-negara Muslim Boikot Israel