TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Skotlandia Humza Yousaf menyerukan gencatan senjata segera di Gaza pada Selasa, sesaat setelah serangan udara Israel meratakan bangunan kompleks apartemen kamp pengungsi Jabalia yang berisi ribuan pengungsi Palestina.
Setidaknya 400 orang dilaporkan tewas dan terluka dalam serangan bom berkekuatan 6 ton buatan Amerika Serikat yang dilakukan Israel di kamp pengungsi terbesar di Gaza itu.
Baca Juga:
Yousaf menyatakan penyesalan mendalam atas hilangnya nyawa tak berdosa akibat konflik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
“Saya minta maaf kepada pria, wanita dan anak-anak tak berdosa di Kamp Pengungsi Jabalia karena dunia tidak dapat melindungi Anda. Pengabaian terang-terangan terhadap kehidupan manusia harus dikutuk dengan tegas. Jangan sampai ada lagi anak yang meninggal. Kita memerlukan gencatan senjata segera, tidak kurang dari itu,” katanya di X.
Serangkaian serangan udara Israel di kamp pengungsi menewaskan ratusan warga, menurut Kementerian Dalam Negeri di daerah kantong yang terkepung.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, katanya, seraya menambahkan bahwa pesawat tempur Israel menghancurkan seluruh kawasan perumahan yang dikenal sebagai Blok 6.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak lintas batas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang diblokade itu, Selasa.
“Para korban termasuk 3.542 anak-anak dan 2.187 perempuan, sementara 21.543 orang lainnya terluka,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.
Lebih dari 1.538 warga Israel tewas dalam konflik tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata yang semakin meningkat, dan mengatakan bahwa hal itu berarti “penyerahan” kepada Hamas.
Pilihan Editor: Bolivia Putus Hubungan dengan Israel, Cile dan Kolombia Tarik Diplomat dari Tel Aviv
ANADOLU