Bahan bakar sangat penting untuk pengoperasian fasilitas penting seperti rumah sakit, pabrik desalinasi, dan stasiun pompa air, kata UNICEF dalam pernyataannya.
Unit perawatan intensif neonatal menampung lebih dari 100 bayi baru lahir, beberapa di antaranya berada di inkubator dan bergantung pada ventilasi mekanis, sehingga pasokan listrik yang tidak terputus menjadi masalah hidup dan mati.
Namun, meskipun ada permohonan, Israel terus melarang pengiriman bahan bakar ke Gaza. Militer Israel bahkan pada Selasa menyarankan agar PBB meminta pasokan bahan bakar kepada Hamas ketika badan tersebut memperingatkan bahwa mereka harus segera menghentikan operasi jika tidak ada bahan bakar yang dikirimkan.
Lebih dari separuh fasilitas layanan kesehatan primer, dan sekitar satu dari setiap tiga rumah sakit, berhenti berfungsi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Staf rumah sakit yang kewalahan harus berjuang untuk menangani kasus-kasus karena gelombang korban luka yang terus berdatangan, The Associated Press melaporkan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan banyak orang yang terluka terbaring di tanah tanpa intervensi medis dasar dan yang lain menunggu berhari-hari untuk dioperasi karena begitu banyak kasus kritis.
“Situasi di Jalur Gaza semakin menodai hati nurani kita. Tingkat kematian dan cedera pada anak-anak sungguh mencengangkan,” kata Khodr.
“Yang lebih menakutkan adalah kenyataan bahwa kecuali ketegangan mereda, dan kecuali bantuan kemanusiaan diperbolehkan, termasuk makanan, air, pasokan medis dan bahan bakar, jumlah korban jiwa setiap hari akan terus meningkat.”
Tepi Barat juga menyaksikan peningkatan jumlah korban jiwa yang mengkhawatirkan, dengan hampir seratus warga Palestina dilaporkan kehilangan nyawa mereka, termasuk 28 anak-anak, dan setidaknya 160 anak dilaporkan menderita luka-luka, UNICEF melaporkan.
Bahkan sebelum 7 Oktober, anak-anak di Tepi Barat sudah bergulat dengan kekerasan Israel dalam konflik tingkat tertinggi selama dua dekade, yang mengakibatkan tewasnya 41 anak Palestina, tambah pernyataan itu.
Pilihan Editor: Konflik Israel-Palestina, Menlu Retno Sebut Indonesia Kecewa terhadap DK PBB
AL ARABIYA