TEMPO.CO, Jakarta - Proses evakuasi WNI sebanyak 10 orang dari Jalur Gaza seperti yang telah direncanakan pemerintah Indonesia menghadapi kendala karena kondisi saat ini belum kondusif. Hal itu diungkap Fikri Rafi’ul Haq, mahasiswa asal Indonesia yang menjadi relawan di Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C).
WNI yang ada di Jalur Gaza telah mendapat kabar dari KBRI Amman, KBRI Kairo, dan Kementerian Luar Negeri yang menyarankan untuk evakuasi. Hanya saja, situasi ini dipersulit dengan ditutupnya Rafah, yakni perbatasan Gaza dan Mesir yang juga menjadi satu-satunya pintu masuk yang tidak dikendalikan oleh Israel, setelah hantaman serangan udara Israel.
“Kami kemarin sudah mengikuti (rapat) Zoom, dan ada banyak kendala yang membuat tidak mudah untuk evakuasi karena kondisi saat ini belum kondusif,” ujar Fikri kepada Tempo lewat telepon pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Fikri dan dua relawan MER-C lainnya, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zanzabil Al-Ayubi yang juga sesama WNI, sudah menerima kabar dari MER-C pusat untuk tetap tinggal di Jalur Gaza. Namun ada relawan-relawan lainnya yang pulang karena mengutamakan keselamatan.
“Kalau memang terlalu parah (situasinya), kita Insyaallah dievakuasi,” ujarnya.
Ketiga WNI yang menjadi relawan MER-C kini bertugas di Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, Gaza utara selama perang yang kembali pecah antara Israel dan Palestina pada 7 Oktober 2023. Fikri menerangkan banyak warga yang sekarang mengungsi di RSI. Saking banyaknya, para pengungsi itu tidur di lantai di luar ruangan RSI yang menjelang musim dingin.
“Mereka mencari tempat aman. Karena sekolah yang dikelola PBB, yang juga menjadi salah satu tempat mengungsi sudah penuh, mungkin,” sambungnya.
United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) mengumumkan pada Selasa, 10 Oktober 2023, ada lebih dari 187 ribu orang di Jalur Gaza mengungsi dari rumah mereka akibat perang yang telah berlangsung selama lima hari ini (sampai 11 Oktober 2023).
Pilihan Editor: Kesaksian WNI di Jalur Gaza: Bom Tak Henti-henti, Rumah Sakit Indonesia Rusak Parah