TEMPO.CO, Jakarta - Ramzan Kadyrov, kepala wilayah Chechnya Rusia dan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, pada Sabtu, 7 Oktober 2023, mengusulkan agar pemilihan presiden yang dijadwalkan Maret mendatang harus ditunda karena perang di Ukraina atau dibatasi pada satu kandidat – Putin.
Pemimpin Kremlin, yang berusia 71 tahun, Sabtu, mengatakan dia tidak akan mengumumkan apakah dia akan mencalonkan diri sebelum parlemen mengadakan pemilu, yang menurut undang-undang akan dilakukan pada Desember.
Putin telah mendominasi Rusia selama lebih dari dua dekade dan, setelah berhasil menekan semua oposisi politik yang signifikan, Putin pasti akan memenangkan pemilu dan, seperti yang diperkirakan secara luas, akan memperpanjang masa jabatannya di Kremlin hingga tahun 2030.
Namun, kegagalan Rusia dalam perang tersebut, yang oleh Moskow disebut sebagai "operasi militer khusus", telah membuat kejadian-kejadian menjadi sulit diprediksi.
Kantor berita pemerintah RIA mengatakan Kadyrov telah berbicara pada Sabtu di sebuah rapat umum di pusat ibu kota Chechnya, Grozny, yang dihadiri 25.000 orang, untuk memperingati ulang tahun Putin.
“Saya mengusulkan sekarang, sementara ‘operasi militer khusus’ sedang berlangsung, untuk dengan suara bulat memutuskan bahwa kita akan memiliki satu kandidat dalam pemilu – Vladimir Vladimirovich Putin,” kata Kadyrov.
“Atau untuk sementara membatalkan pemilu, karena tidak ada orang lain yang bisa membela negara kita saat ini,” tambah orang kuat Chechnya, anak didik Putin yang telah menonjolkan dirinya di hadapan publik sejak perang dimulai.
Invasi besar-besaran Putin ke Ukraina pada Februari 2022 telah menjadi tantangan terbesarnya.
Bukannya mengambil kendali atas negara tetangganya, Rusia, dan menggagalkan upayanya untuk mendekatkan diri dengan Barat, ia malah menguasai kurang dari seperlima wilayah Ukraina, dengan garis depan yang statis, belanja militer yang melonjak, dan ratusan ribu warga Rusia berperang tanpa sukarela.
Ia juga telah memutuskan hubungan dengan negara-negara Barat, yang telah menerapkan sanksi ekonomi besar-besaran, mempersenjatai Ukraina dengan kerugian besar, dan memperluas serta memperkuat aliansi NATO yang dipimpin AS.
REUTERS
Pilihan Editor: Netanyahu Bersumpah Beri Balasan Paling Hebat Menyusul Serangan Kejutan Hamas