TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang bersenjata dari kelompok Palestina Hamas mengamuk di kota-kota Israel pada hari Sabtu, menewaskan sedikitnya 250 orang dan melarikan diri dengan sandera dalam hari kekerasan paling mematikan di Israel sejak perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.
Lebih dari 230 warga Gaza juga tewas ketika Israel membalas dengan salah satu hari serangan balasan yang paling menghancurkan.
“Kami akan melakukan pembalasan besar-besaran atau hari kelam ini,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Hamas melancarkan perang yang kejam dan keji. Kami akan memenangkan perang ini tetapi akibatnya terlalu berat untuk ditanggung,” katanya. "Hamas ingin membunuh kita semua. Ini adalah musuh yang membunuh ibu dan anak-anak di rumah mereka, di tempat tidur mereka. Musuh yang menculik orang tua, anak-anak, dan gadis remaja."
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem.
“Ini adalah pagi kekalahan dan penghinaan terhadap musuh kita, tentaranya dan pemukimnya,” katanya dalam pidatonya. “Apa yang terjadi menunjukkan kehebatan persiapan kami. Apa yang terjadi hari ini menunjukkan kelemahan musuh.”
Mayat warga sipil Israel berserakan di jalan-jalan Sderot di Israel selatan, dekat Gaza, dikelilingi pecahan kaca. Mayat seorang wanita dan seorang pria tergeletak di kursi depan mobil.
“Saya keluar, saya melihat banyak mayat teroris, warga sipil, mobil ditembak. Lautan mayat, di dalam Sderot sepanjang jalan, tempat-tempat lain, banyak mayat,” kata Shlomi dari Sderot.
Warga Israel yang ketakutan, yang dibarikade di ruang aman, menceritakan penderitaan mereka melalui telepon dan siaran langsung TV.
Esther Borochov, yang melarikan diri dari pesta dansa rave yang diserang oleh orang-orang bersenjata, mengatakan kepada Reuters bahwa dia selamat dengan berpura-pura mati di dalam mobil setelah pengemudi yang mencoba membantunya melarikan diri ditembak dari jarak dekat.
“Saya tidak bisa menggerakkan kaki saya,” katanya kepada Reuters di rumah sakit. “Tentara datang dan membawa kami ke semak-semak.”
Perwira senior militer termasuk di antara mereka yang tewas dalam pertempuran di dekat Gaza pada Sabtu, kata militer Israel.
Di Gaza, asap hitam dan api oranye membubung ke langit dari sebuah menara tinggi yang terkena serangan balasan Israel. Kerumunan orang yang berkabung membawa jenazah militan yang baru terbunuh melalui jalan-jalan, dibungkus dengan bendera hijau Hamas.
Korban tewas dan terluka di Gaza dibawa ke rumah sakit yang rusak dan penuh sesak karena kekurangan pasokan dan peralatan medis. Kementerian Kesehatan mengatakan 232 orang tewas dan sedikitnya 1.700 orang terluka.
Jalanan sepi, kecuali ambulans yang melaju menuju lokasi serangan udara. Israel memutus aliran listrik, membuat kota itu gelap gulita.