TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim akan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab pada Kamis, 12 Oktober 2023. Dalam lawatan tersebut, dia akan melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Kantor berita Anadolu mewartakan Anwar didampingi oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir dan Menteri bidang Investasi, Perdagangan dan Industri Tengku Abdul Aziz. Anwar mengatakan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab ini untuk mendiskusikan sejumlah permasalahan global, penguatan kerja sama dan meningkatkan hubungan kedua negara.
Di Uni Emirat Arab nanti, Anwar akan mengunci kesepakatan antara Malaysia Investment Development Authority (MIDA) dengan the UAE International Investment Council (UAEIIC). Bukan hanya itu, akan dikunci pula kerja sama kemitraan bidang energi terbarukan antara MIDA dengan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC (MASDAR) untuk mengembangkan kapasitas 10 gigawatts di Malaysia senilai USD8 miliar (Rp125 triliun) pada 2025.
Anwar mengatakan Malaysia dan Uni Emirat Arab akan terus mengeksplorasi kerja sama kedua negara agar perekonomian yang semakin kuat. Kunjungan kerja ini dan kesepakatan yang hendak dikunci, juga menggaris bawahi komitmen Malaysia dan Uni Emirat Arab untuk mendorong kemitraan agar bekesinambungan demi kemakmuran bersama.
Saat dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia pada 24 November 2022, Anwar berjanji akan memikul kepercayaan dengan penuh kerendahan hati dan tanggung jawab. Anwar dipilih sebagai Perdana Menteri setelah Raja Malaysia menggelar pertemuan khusus dengan para penguasa tentang kebuntuan politik di Negeri Jiran tersebut. Ketidakpastian hasil pemilu sebelumnya telah meningkatkan kekhawatiran akan ketidakstabilan politik di Malaysia.
Malaysia memiliki tiga perdana menteri dalam empat tahun terakhir. Kemelut politik berisiko menunda kebijakan penting untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Kemlu RI Akui Terima Surat Malaysia Soal Kabut Asap, Apa Isinya?