TEMPO.CO, Jakarta - Turki sedang mempertimbangkan untuk mentransfer drone Bayraktar Akinci ke Ukraina, direktur umum perusahaan manufaktur pertahanan Baykar, Haluk Bayraktar, mengatakan kepada Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL).
“Soal Bayraktar Akinci, setahu saya hal itu sedang dipertimbangkan. Personel militer Ukraina sangat menyadari apa yang kami produksi dan investasikan. Oleh karena itu, rencana kami adalah memproduksi semua sistem yang kami miliki di Ukraina,” kata Bayraktar.
Dia menyoroti bahwa perusahaan tersebut telah memasok drone Bayraktar TB2 kepada tentara Ukraina, dan menekankan bahwa hubungan antara Turki dan Ukraina di industri pertahanan berada pada “tingkat strategis.”
“Kami memiliki izin yang diperlukan untuk ini. Oleh karena itu, kami dapat memproduksi Bayraktar TB2 sepenuhnya di Ukraina, daripada merakitnya. Selain itu, kami dapat sepenuhnya memproduksi Bayraktar Akinci di sini. Kami memiliki izin dari pemerintah untuk melakukan hal ini, yang menunjukkan seberapa dekat kami dengan implementasinya,” tambahnya.
Menurut Baykar, Bayraktar Akinci dapat membawa berbagai muatan dan mampu melakukan operasi yang dilakukan dengan jet tempur. Pesawat ini membawa sistem pendukung elektronik, sistem komunikasi satelit ganda, radar udara-ke-udara, radar penghindar tabrakan, dan radar aperture sintetis. Drone ini dapat digunakan dalam misi serangan udara-ke-darat dan udara-ke-udara. Pesawat ini menampilkan kriteria kinerja penerbangan dasar termasuk ketinggian penerbangan 40.000 armada dan waktu tayang 24 jam.
Pada Oktober 2022, CEO Baykar mengungkapkan rencana untuk menyelesaikan pembangunan pabrik di Ukraina dalam jangka waktu dua tahun. Pengumuman ini muncul setelah Baykar memperoleh pengakuan signifikan atas efektivitas drone-nya dalam melawan pasukan Rusia. Drone udara yang dipasok oleh Baykar memainkan peran penting dalam pertahanan Ukraina, khususnya pada minggu-minggu awal invasi Rusia, ketika mereka berhasil melawan sistem lapis baja dan antipesawat Rusia. Keputusan untuk mendirikan pabrik di Ukraina merupakan bagian dari perjanjian antara Turki dan Ukraina, yang ditandatangani tepat sebelum invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada Agustus bahwa jika pabrik manufaktur drone tempur Turki dibuka di Ukraina, maka pabrik tersebut akan dikenakan “demiliterisasi segera,” sebagaimana dikutip oleh kantor berita negara TASS.
REUTERS
Pilihan Editor: Sekitar 10.000 Migran Mencapai Perbatasan AS Setiap Hari