TEMPO.CO, Jakarta - Lonjakan migran yang melintasi perbatasan AS dari Meksiko telah mendorong kota El Paso, Texas, ke "titik puncaknya", dengan lebih dari 2.000 orang per hari mencari suaka, melebihi kapasitas tempat berlindung dan membatasi sumber daya, kata wali kotanya, Sabtu, 23 September 2023.
“Kota El Paso hanya memiliki begitu banyak sumber daya dan kita telah sampai pada… titik puncaknya saat ini,” kata Wali Kota Oscar Leeser.
Banyaknya pencari suaka asal Venezuela adalah bagian dari gelombang besar imigran yang melakukan perjalanan melalui rute berbahaya dengan bus dan kereta kargo ke kota-kota perbatasan Meksiko dekat San Diego, California, serta kota El Paso dan Eagle Pass di Texas.
Jumlah migran telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, tetapi peningkatan dramatis baru-baru ini telah menimbulkan gelombang serangan politik baru terhadap Presiden AS Joe Biden menjelang pemilu 2024.
Lesser mengatakan pada konferensi pers bahwa El Paso berencana membuka tempat penampungan baru, dan pada Sabtu menyewa lima bus untuk membawa para migran ke New York, Chicago dan Denver.
Gubernur-gubernur Partai Republik di Texas dan Florida telah dikritik karena mengirim migran ke kota-kota yang dianggap liberal seperti New York dan Sacramento. Namun Leeser, seorang Demokrat, mengatakan semua migran di bus El Paso berangkat secara sukarela ke kota-kota pilihan mereka.
Leeser mengatakan Biden adalah mitra yang baik. Namun dia mengatakan sistem imigrasi Amerika Serikat secara keseluruhan telah rusak.
Banyak migran dari Venezuela, katanya, kekurangan transportasi ke tujuan yang mereka inginkan, sementara tempat penampungan di El Paso saat ini hanya menampung 400 orang, dan juga harus tersedia untuk membantu para tunawisma.
Enam minggu yang lalu, sekitar 350-400 orang menyeberang ke El Paso setiap hari, namun beberapa hari terakhir telah membawa 2.000 orang atau lebih.
Selama 10 hari terakhir, kota ini telah bekerja sama dengan Patroli Perbatasan AS untuk menyediakan perlindungan bagi 6.500 orang, katanya.
Sekitar dua pertiga dari mereka yang menyeberang ke El Paso saat ini adalah laki-laki lajang, katanya. Sekitar 32% adalah keluarga dan hanya 2% adalah anak-anak tanpa pendamping.
“Saya pikir sangat penting untuk dicatat bahwa kita memiliki sistem imigrasi yang rusak,” katanya. “Itu adalah hal yang sama berulang kali.”
REUTERS
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Joe Biden Ikut Demo Buruh, Daftar Negara yang Pindahkan Ibu Kota