TEMPO.CO, Jakarta - Polandia tidak lagi mempersenjatai Ukraina karena negara itu fokus membangun persediaan senjatanya sendiri, kata perdana menteri pada Rabu, 20 September 2023, ketika sikap Warsawa terhadap Kyiv berubah hanya beberapa minggu sebelum pemilu.
Polandia telah menjadi salah satu sekutu paling setia Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022, namun negara-negara tersebut berselisih mengenai ekspor biji-bijian Ukraina setelah Warsawa memperpanjang larangan terhadap produk tersebut.
“Kami tidak lagi mengirimkan senjata apa pun ke Ukraina karena kami sekarang mempersenjatai diri dengan senjata paling modern,” kata Mateusz Morawiecki kepada Polsat News.
Kata-kata Morawiecki muncul setelah Polandia memanggil duta besar Ukraina untuk kementerian luar negeri untuk memprotes komentar yang dibuat oleh Presiden Volodymyr Zelensky menyusul keputusan Polandia untuk memperpanjang larangan gandum.
Larangan ini diberlakukan untuk melindungi petani Polandia dari lonjakan impor gandum dan makanan dari Ukraina, setelah invasi Rusia memblokir sebagian besar rute Ukraina melalui pelabuhan Laut Hitam.
Zelensky mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa Kyiv berupaya mempertahankan jalur darat untuk ekspor biji-bijian, namun menambahkan bahwa “drama politik” seputar impor biji-bijian hanya membantu Moskow.
Polandia, Slovakia dan Hongaria mengumumkan pembatasan impor gandum dari Ukraina pada Jumat setelah Komisi Eropa memutuskan untuk tidak memperpanjang larangan penjualan ke lima negara UE, termasuk Rumania dan Bulgaria.
Polandia akan mengadakan pemilihan parlemen pada 15 Oktober, dan partai nasionalis yang berkuasa, Hukum dan Keadilan (PiS), mendapat kritik dari kelompok sayap kanan atas apa yang mereka katakan sebagai sikap patuh pemerintah terhadap Ukraina.
Kementerian luar negeri Ukraina menyerukan ketenangan dalam perselisihan tersebut pada hari Rabu, dan juru bicara kementerian luar negeri mendesak Polandia untuk "mengesampingkan emosi mereka".
REUTERS
Pilihan Editor: Erdogan dan Anwar Ibrahim Bertemu di New York, Siap Kerja Sama Melawan Islamofobia