TEMPO.CO, Jakarta - Maroko diguncang gempa dahsyat berkekuatan Magnitudo 6,8. Sehari setelah gempa bumi paling mematikan yang pernah terjadi di negara itu dalam lebih dari enam puluh tahun, membunuh lebih dari dua ribu orang dan menghancurkan banyak desa.
Ribuan korban jiwa
Menurut Kementerian Dalam Negeri, 2.012 orang meninggal dunia dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang yang dalam kondisi kritis. Menurut Survei Geologi AS, gempa berkekuatan 6,8 skala Richter melanda daerah pegunungan 72 kilometer barat daya Marrakesh pada Jumat pukul 23:11 malam. Gempa juga dirasakan di kota pesisir Rabat, Casablanca, dan Essaouira.
Warga Casablanca berusia 80 tahun, Ghannou Najem, yang berada di Marrakesh saat gempa terjadi, mengatakan, "Saya hampir tertidur ketika mendengar pintu dan jendela dibanting-banting."
Ini adalah gempa terbesar yang pernah melanda kerajaan Afrika Utara dalam lebih dari seratus tahun.
Profesor emeritus Bill McGuire dari University College London, Inggris, menyatakan, "Ketika gempa bumi dahsyat jarang terjadi, bangunan-bangunan tidak dibangun dengan cukup kokoh... sehingga banyak yang runtuh, dan mengakibatkan banyak korban jiwa."
Gempa tersebut biasanya lebih dahsyat daripada gempa dalam dengan kedalaman 18,5 km. Menurut Survei Geologi AS, ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, ketika 12.000 orang tewas.
"Daerah ini penuh dengan bangunan tua dan bersejarah, yang sebagian besar terbuat dari batu. Struktur beton bertulang yang runtuh itu sudah tua atau di bawah standar," kata Mohammad Kashani, profesor teknik struktural dan gempa di Universitas Southampton. Dia membandingkan pemandangan setelah gempa dengan gambar yang diambil dari Turki pada bulan Februari.