TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara telah meluncurkan "kapal selam serangan nuklir taktis" operasional pertamanya dan menugaskannya ke armada yang berpatroli di perairan antara semenanjung Korea dan Jepang, kata media pemerintah pada Jumat, 7 September 2023.
Kapal Selam No. 841 - dinamai Pahlawan Kim Kun Ok yang diambil dari nama tokoh sejarah Korea Utara - akan menjadi salah satu "alat ofensif bawah air angkatan laut" Korea Utara, kata pemimpin Kim Jong Un pada upacara peluncuran Rabu.
Para analis mengatakan kapal tersebut tampaknya merupakan kapal selam kelas Romeo era Soviet yang dimodifikasi, yang diperoleh Korea Utara dari Cina pada 1970an dan mulai diproduksi di dalam negeri. Desainnya, dengan 10 lubang tabung peluncuran, menunjukkan kemungkinan besar pesawat itu dipersenjatai dengan rudal balistik dan rudal jelajah, kata para analis.
Namun senjata semacam itu tidak akan memberi banyak nilai tambah bagi kekuatan nuklir Korea Utara yang lebih kuat di darat, karena kapal selam tua yang digunakan sebagai inti desain baru ini relatif berisik, lambat dan memiliki jangkauan terbatas, yang berarti kapal selam tersebut mungkin tidak akan bertahan lama selama perang, kata Vann Van Diepen, mantan ahli senjata pemerintah AS yang bekerja pada proyek 38 North di Washington.
“Ketika benda ini dikerahkan di lapangan, ia akan menjadi sangat rentan terhadap perang anti-kapal selam sekutu,” katanya. "Jadi menurut saya, dari sudut pandang militer yang keras kepala, hal ini tidak masuk akal."
Militer Korea Selatan mengatakan bahwa kapal selam tersebut tampaknya belum siap untuk operasi normal, dan ada tanda-tanda Korea Utara berusaha membesar-besarkan kemampuannya.
Shin Seung-ki, peneliti di Institut Analisis Pertahanan Korea (KIDA), memperingatkan bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat tidak dijamin dapat mendeteksi dan menghancurkan kapal selam yang berada di bawah permukaan laut.
“Terbukti bahwa Korea Utara telah memperluas dan memperkuat kemampuan operasional angkatan lautnya secara signifikan dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.
Pada upacara peluncuran, Kim mengatakan mempersenjatai angkatan laut dengan senjata nuklir adalah tugas yang mendesak dan menjanjikan lebih banyak kapal bawah air dan permukaan yang dilengkapi dengan senjata nuklir taktis untuk angkatan laut, kantor berita KCNA melaporkan.
“Upacara peluncuran kapal selam menandai dimulainya babak baru dalam memperkuat kekuatan angkatan laut DPRK,” kata KCNA, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.