Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagai Bajak Laut Kanselir Jerman Olaf Scholz Pakai Penutup Sebelah Mata, Apa Penyebabnya?

image-gnews
Kanselir Jerman Olaf Scholz. REUTERS/Annegret Hilse
Kanselir Jerman Olaf Scholz. REUTERS/Annegret Hilse
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz telah memimpin Jerman sejak Desember 2021. Sebelumnya,ia sempat menjabat sebagai menteri keuangan dan tenaga kerja serta Wali Kota Hamburg.

Olaf Scholz mengalami kecelakaan kecil yakni terjatuh dan mengalami memar di wajahnya. Pemerintah Jerman langsung mengabarkan ke publik.

Surat kabar Frankfurter Rundschau yang berpusat di Hesse pertama kali melaporkan insiden tersebut pada Sabtu, 2 September 2023. Laporan tersebut mengutip seorang anggota parlemen terkemuka dari Partai Sosial Demokrat sayap kiri-tengah Michael Roth, yang telah mengundang kanselir ke kampung halamannya di Heringen dan merencanakan acara diskusi dengannya pada Ahad.

Dengan wajah yang masih terlihat goresan dalam foto, ia harus mengenakan penutup sebelah mata laiknya tokoh bajak laut dalam banyak kisah. Selama beberapa pekan ke depan, ia akan tampil seperti itu untuk kesehatannya. Menurut Surat Kabar Bild, saat dalam acara di Gereja Katolik Berlin, Scholz mengatakan dirinya baik-baik saja, meski belum bisa tampil sepenuhnya  di depan umum, dan membatalkan beberapa kegiatannya.

Pemimpin Jerman tersebut telah membatalkan acara dialog di Partai Sosial Demokrat (SPD) pada Sabtu lalu. Namun, ia dijadwalkan akan menghadiri acara di negara bagian Hesse dalam pemilihan negara bagian pada 8 Oktober 2023.

Profil Olaf Scholz

Scholz lahir di Osnabruck, barat laut Jerman, dan orang tuanya bekerja di industri tekstil. Dia masih kecil ketika keluarganya pindah ke Hamburg, ibu kota komersial Jerman Barat, dan kota ini menjadi pusat kehidupan pribadi dan politiknya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1975, saat ia masih duduk di bangku SMA, ia bergabung dengan Partai Sosial Demokrat. Dari tahun 1978 hingga 1984, ia belajar hukum di Universitas Hamburg dan saat itu aktif di organisasi pemuda SPD. Sebagai seorang Marxis, ia menjadi anggota terkemuka sayap radikal partai tersebut dan sangat kritis terhadap kehadiran  nuklir AS di Eropa.

Scholz lulus dari sekolah hukum pada tahun 1985 dan mendirikan firmanya sendiri di Hamburg yang mengkhususkan diri pada hukum perburuhan. Runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur secara tiba-tiba dan tak terduga pada 1989 membuka jalan bagi reunifikasi Jerman dan pasar tenaga kerja Jerman berubah secara radikal  dalam sekejap. 

Sholz sering mewakili pekerja dalam perselisihan dengan pengusaha, namun setelah reunifikasi ia juga bernegosiasi dengan Treuhand Anstalt,  lembaga negara yang mengawasi privatisasi industri Jerman Timur. Selama periode ini, Scholz mulai bergerak menuju pusat politik. 

Ketika dia memulai debutnya dalam politik elektoral pada tahun 1998, dia dianggap  moderat di SPD. Di tahun yang sama, ia menikah dengan Britta Ernst, seorang politikus regional Hamburg yang juga aktif di SPD.

Olaf Scholz, salam situs partainya, mengakui bahwa ia tak terlalu menyukai olahraga. Namun karena dorongan istrinya, Britta Ernst, Scholz  kemudian mulai manjalani jogging atau jalan kaki dua atau tiga kali seminggu.

Pilihan Editor: Jokowi dan Kanselir Jerman Olaf Scholz Sepakat Bentuk Komite RI-Jerman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

22 jam lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.


Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

1 hari lalu

Lindsey Graham. REUTERS/Pool
Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.


Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

1 hari lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024. Kunjungan tersebut untuk bersilaturahmi serta wawancara khusus tentang Undang-undang Imigrasi Terampil/ Skilled Immigration Act (FEG).  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.


Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

2 hari lalu

Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat mengunjungi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 13 Mei 2024.   TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.


Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

2 hari lalu

Lindsey Graham. REUTERS/Pool
Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza


Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

4 hari lalu

Pekerja memperlihatkan bijih nikel. (ANTARA/HO-Antam)
Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.


Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

8 hari lalu

Maxton Hall - The World Between Us. Dok. Prime Video
Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

8 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

8 hari lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.


Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

9 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menangis saat memeluk Jenderal Maruli Simanjuntak yang baru dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. Luhut yang baru saja pulih hadir menyaksikan sang menantu, Maruli Simanjuntak dilantik menjadi KSAD. TEMPO/Subekti.
Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?