TEMPO.CO, Jakarta - Arkady Volozh, miliarder asal Rusia dan salah satu pendiri Yandex, secara resmi meminta agar Uni Eropa mencabut sanksi – sanksi yang dijatuhkan padanya. Yandex adalah perusahaan internet terbesar asal Rusia.
Financial Times pada Minggu, 27 Agustus 2023, mewartakan berdasarkan sejumlah sanksi kalau Volozh sudah meminta secara langsung agar sanksi-sanksi terhadapnya dihapus. Permintaan itu dilayangkan Volozh setelah dia secara terbukan mengutuk perang Ukraina yang meletup pada Februari 2022.
Pada awal Agustus 2023, Volozh menyebut operasi militer Rusia di Ukraina sebagai invasi yang barbar. Dia pun waswas dengan nasib rakyat Ukraina, di mana sanak-saudara dan teman-temannya pun banyak yang berasal dari Ukraina.
“Sejujurnya, sulit membayangkan apa lagi yang bisa dia (Voloz) lakukan. Ada ratusan sanksi yang dikenakan pada para pengusaha Rusia, yang memantau dengan ketat apa yang dilakukan Brussels,” kata sebuah sumber kepada Finacial Times. Saat dikonfirmasi oleh Financial Times, Volozh menolak berkomentar.
Volozh pada awal Agustus 2023 lalu mengatakan dia ikut memikul tanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan negaranya, padahal dia sangat menentang peperangan. Saat ini, yang dilakukan pihaknya adalah berdiam diri selama proses panjang ini
Volozh di website perusahaannya tampak berusaha melepaskan kewarganegaraan Rusianya. Di website tersebut, Volozh menyebut kelahiran Kazakhstan, yang merupakan pengusaha bidang teknologi, ilmu computer, investor dan filantropis. Dia sudah tinggal di Israel sejak 2015 dan tidak pernah lagi mengunjungi Rusia sejak perang Ukraina berkecamuk.
Pada tahun lalu, Volozh mengundurkan diri dari jabatan sebagai CEO Yandex atau persis setelah namanya masuk dalam daftar sanksi Uni Eropa. Sanksi tersebut telah menyebabkan sejumlah permasalahan padanya, di antaranya gedung miliknya di Kota Amsterdam sekarang di huni oleh penghuni liar setelah Volozh tak bisa menjual atau merawat gedung tersebut.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: 4 Miliarder Masuk Daftar Sanksi Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.