TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan agar dilakukan sebuah upaya diplomatik yang lebih besar demi mengakhiri konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kyiv. Seruan itu disampaikan Scholz dalam wawancara dengan stasiun televisi asal Jerman ZDF, yang disiarkan pada Minggu, 13 Agustus 2023.
Scholz mendesak ada upaya diplomatik lebih lanjut, yang sebetulnya manjur untuk menekan Rusia. Orang nomor satu di Jerman itu menyadari upaya diplomatik sebelumnya pernah dilakukan oleh Denmark pada Juni 2023.
“Ini cukup masuk akal untuk melanjutkan pembicaraan-pembicaraan ini karena hal ini meningkatkan tekanan pada Rusia agar menyadari kalau mereka telah mengambil jalan yang salah dan harus menarik pasukan mereka serta menciptakan perdamaian sebisa mungkin,” kata Scholz.
Saat ditanya soal kemungkinan bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina dan pengiriman rudal jelajah jarak jauh, Kanselir Scholz tak mau memberikan jawaban secara langsung.
“Seperti pengalaman sebelumnya, kami akan selalu mengevaluasi setiap keputusan dengan sangat hati-hati, artinya apa yang masuk akal, apa yang mungkin diambil dan apa yang bisa menjadi kontribusi kami,” kata Scholz.
Moskow sebelumnya telah mengabaikan sejumlah ajakan negosiasi yang sorongkan oleh Arab Saudi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan tanpa partisipasi Rusia dan tanpa mempertimbangkan kepentingan-kepentingan Negeri Beruang Merah, maka pertemuan yang membahas krisis Ukraina tidak ada manfaatnya.
Tidak seperti negara-negara Barat lainnya, Jerman sudah lama menolak permintaan Ukraina agar mensuplai peralatan militer. Namun pada awal 2023 keputusan ini berubah ketika Berlin setuju mengirimkan tank-tank Leopard 2 ke medan tempur serta mengizinkan pihak ketiga agar mengekspor kendaraan – kendaraan tempur buatan Jerman ke Ukraina.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Kim Jong Un Perintahkan Pabrik Senjata Tingkatkan Produksi, Bersiap Perang atau untuk Dukung Rusia?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.