TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga perbatasan Ukraina menempatkan tanda baru di Pulau Ular akhir pekan ini, mengingat masa-masa awal invasi Rusia ketika seorang kamerad di singkapan Laut Hitam yang strategis menggunakan frase pilihan untuk menolak menyerah kepada sebuah kapal perang.
"Tanda perbatasan berikutnya akan dipasang di Krimea Ukraina kami setelah pembebasannya oleh pasukan pertahanan Ukraina," kata seorang pria berseragam, berdiri di depan sebuah pos yang dicat biru dan kuning seperti bendera negara itu, dalam sebuah video yang dibagikan di Facebook pada Sabtu malam, 12 Agustus 2023, oleh kepala dinas perbatasan, Serhiy Deineko.
Pulau Ular yang kecil identik dengan perlawanan Ukraina pada jam-jam pertama invasi 24 Februari 2022, ketika perwira Rusia di kapal induk Armada Laut Hitam Moskva menghubungi penjaga Ukraina yang ditempatkan di sana melalui radio dan memerintahkan mereka untuk menyerah atau mati.
Salah satu dari mereka membalas melalui radio, "Kapal perang Rusia, pergi sana."
Ungkapan itu menjadi slogan nasional, digambarkan di papan reklame Ukraina, T-shirt, dan akhirnya perangko.
Pulau strategis ini menghadap jalur laut ke Odesa, pelabuhan utama Laut Hitam Ukraina.
Pada 14 April 2022, dua rudal Ukraina menghantam Moskva, kapal perang terbesar yang tenggelam dalam pertempuran selama 40 tahun. Rusia mengatakan seorang pelaut tewas dalam kecelakaan. Pakar Barat mengatakan mereka percaya sekitar setengah dari sekitar 450 awak tewas di laut.
Pada 30 Juni, Rusia meninggalkan Pulau Ular setelah mengalami kekalahan besar saat mencoba mempertahankannya. Itu menyebut penarikannya sebagai "isyarat niat baik" lainnya.
Rusia masih memegang petak-petak wilayah di timur dan selatan Ukraina. Namun, Ukraina terus maju dengan serangan balasan yang mengklaim kemajuan lebih lanjut pada Sabtu.
"Keadilan sejarah telah dipulihkan," kata Deineko dalam unggahan Facebook-nya. "Ukraina pasti akan menang!!!"
REUTERS
Pilihan Editor: Partai Capres Ekuador yang Terbunuh Memilih Calon Wakil Presidennya sebagai Pengganti