TEMPO.CO, Jakarta - Moskow menilai pertemuan damai Rusia Ukraina yang digelar Arab Saudi untuk mencari jalan damai krisis Ukraina sebagai upaya gagal dalam menarik dukungan Global Selatan ke belakang Kyiv. Sementara Kyiv menyebutnya sebagai kemajuan menuju penyelesaian damai perang dengan Rusia.
Lebih dari 40 negara, termasuk China, India, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa ikut serta dalam pembicaraan Jeddah yang berakhir pada Minggu, 6 Agustus 2023. Rusia sendiri tidak terlibat dalam pertemuan itu.
Baca Juga:
Ukraina dan sekutunya menyebut pembicaraan itu sebagai upaya mendapatkan dukungan internasional yang luas untuk prinsip-prinsip yang diinginkan Kyiv sebagai dasar perdamaian, termasuk penarikan semua pasukan Rusia dan pengembalian semua wilayah Ukraina ke kendalinya.
Presiden Volodymir Zelensky mengatakan, dia ingin KTT global berlangsung berdasarkan prinsip-prinsip itu akhir tahun ini.
Kementerian Media Arab Saudi mengatakan para peserta telah menyepakati pentingnya melanjutkan konsultasi untuk membuka jalan bagi perdamaian. Pejabat Eropa mengatakan para peserta berencana untuk membentuk kelompok kerja mengatasi masalah khusus yang ditimbulkan oleh perang.
Delapan belas bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, setiap prospek pembicaraan damai langsung antara Kyiv dan Moskow tampak jauh karena pertempuran berkecamuk di sepanjang garis depan.
Berbicara tentang pembicaraan Jeddah, kepala staf Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan Ukraina telah melakukan konsultasi "yang sangat produktif tentang prinsip-prinsip utama yang harus dibangun perdamaian yang adil dan abadi."
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dikutip oleh media pemerintah pada hari Minggu mengatakan pertemuan itu adalah "cerminan dari upaya Barat untuk melanjutkan upaya yang sia-sia dan gagal" untuk memobilisasi Global Selatan di belakang posisi Zelensky.
Sementara negara-negara Barat secara luas mendukung Ukraina, banyak negara lain enggan memihak meskipun mereka ingin mengakhiri konflik yang telah menghantam ekonomi global.
Partisipasi China, yang menjauh dari putaran pembicaraan sebelumnya di Kopenhagen dan telah menghindari seruan Barat untuk mengutuk invasi Rusia, mengisyaratkan kemungkinan perubahan dalam pendiriannya tetapi bukan perubahan besar, kata para analis.
Diplomat Barat juga menekankan peran Arab Saudi dalam mengumpulkan kelompok negara yang lebih luas untuk ambil bagian, memanfaatkan hubungannya yang berkembang dengan Beijing dan hubungannya yang berkelanjutan dengan Moskow dan Kyiv.
Yermak mengatakan sudut pandang yang berbeda muncul selama pembicaraan di Arab Saudi, menyebutnya "percakapan yang sangat jujur dan terbuka".
Dia mengatakan semua negara yang hadir telah menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip hukum internasional, serta menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara yang tidak dapat diganggu gugat.
REUTERS
Pilihan Editor Menlu Retno Marsudi: Belum Ada Rencana Tarik 1.500 Pramuka dari Jambore Korea Selatan