TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengatakan dia menunda kepulangannya dari pengasingan diri karena Thailand berjuang untuk mengatasi kebuntuan politik setelah pemilihan umum pada Mei dimenangkan oleh lawan partai yang didukung militer.
Miliarder berusia 74 tahun, yang memenangkan dua pemilihan sebelum disingkirkan dalam kudeta militer 2006, telah lama mengatakan bahwa dia ingin pulang – tetapi menghadapi berbagai tuduhan kriminal yang dia klaim bermotivasi politik.
Pada Sabtu, Thaksin, mantan taipan telekomunikasi, mengatakan bahwa dia akan menunda kepulangannya karena ada janji medis.
“Saya ingin menunda tanggal kepulangan saya ke Thailand tidak lebih dari dua minggu,” tulisnya di Twitter, baru-baru ini berganti nama menjadi X.
Putrinya, Paetongtarn Shinawatra, 36, salah satu calon perdana menteri dari Partai Pheu Thai, yang menempati posisi kedua dalam pemilihan, bulan lalu mengumumkan bahwa ayahnya akan tiba pada 10 Agustus.
Partai-partai yang terkait dengan Thaksin telah mendominasi politik Thailand sejak 2001, tetapi mereka kehilangan dua perdana menteri karena kudeta militer dan satu lagi karena keputusan pengadilan.
Kepulangan Thaksin memiliki potensi memanaskan situasi politik yang sudah tegang.
Kerajaan berada dalam kebuntuan politik setelah Senat yang didominasi militer memblokir pemimpin Partai Move Forward (MFP) untuk menjadi perdana menteri setelah memenangkan kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan Mei.
Pheu Thai sejak itu mencoba membentuk pemerintahan, dan taipan properti Srettha Thavisin ditetapkan sebagai calon perdana menterinya.
Ketua DPR telah mendorong tanggal pemungutan suara perdana menteri sampai setelah keputusan pengadilan konstitusional pada 16 Agustus.
Thaksin telah mengasingkan diri, sebagian besar di Dubai, sejak 2008 dan secara teratur menyapa para pendukung di platform media sosial Clubhouse dengan menggunakan nama samaran Tony Woodsome.
Dia dihukum selama berada di luar negeri dalam empat kasus pidana, salah satunya kini telah melewati undang-undang pembatasan.
Hukumannya untuk tiga lainnya total 10 tahun, dan dia masih dalam penyelidikan dalam kasus lain.
REUTERS
Pilihan Editor: Dmitry Medvedev: Pelabuhan-pelabuhan Ukraina Akan Diserang Lagi