TEMPO.CO, Jakarta – Intelijen AS menyebut Cina membantu Rusia menghindari sanksi Barat. Washington juga menduga Moskow diberi teknologi militer dan penggunaan ganda oleh Beijing untuk digunakan di Ukraina.
Pandangan itu termuat dalam penilaian Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) yang diterbitkan oleh Komite Intelijen Permanen DPR AS pada Kamis, 27 Jui 2023. “Catatan pabean menunjukkan perusahaan pertahanan milik Cina mengirimkan peralatan navigasi, teknologi jamming, dan suku cadang jet tempur ke perusahaan pertahanan milik Pemerintah Rusia yang dikenai sanksi,” kata laporan itu.
Cina telah berulang kali membantah mengirim peralatan militer ke Rusia sejak invasi habis-habisan Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.
Laporan itu mengatakan Cina telah menjadi "mitra yang lebih kritis" dari Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina tahun lalu.
ODNI mengatakan Cina dan Rusia telah meningkatkan pangsa perdagangan bilateral yang diselesaikan dalam mata uang yuan Cina. Menurutnya lembaga keuangan kedua negara memperluas penggunaan sistem pembayaran domestik mereka.
Cina telah meningkatkan impor ekspor energi Rusia, termasuk minyak dan gas yang dialihkan dari Eropa, kata laporan itu. ODNI mengutip banyak informasi untuk laporan media.
"Komunitas Intelijen kekurangan pelaporan yang memadai untuk menilai apakah Beijing sengaja menghambat pemeriksaan penggunaan akhir kontrol ekspor Pemerintah Amerika Serikat, termasuk wawancara dan investigasi, di Cina,” kata ODNI
Awal bulan ini, penasihat diplomatik utama Presiden Prancis, Emmanuel Bonne, mengatakan Cina mengirimkan barang-barang yang dapat digunakan sebagai peralatan militer ke Rusia, meskipun tidak dalam skala besar.
Para pejabat AS telah menyuarakan keprihatinan tentang transfer "peralatan penggunaan ganda" dari Cina ke Rusia. Namun, mereka telah berulang kali mengatakan belum melihat bukti transfer bantuan mematikan untuk penggunaan Rusia di medan perang.
REUTERS
Pilihan Editor: PM Swedia 'Sangat Khawatir' jika Pembakaran Al Quran Terus Berlanjut