TEMPO.CO, Jakarta -Calon Presiden Taiwan William Lai berencana untuk mengunjungi Amerika Serikat pada bulan depan, di tengah ketegangan Washington dan Beijing dalam beberapa waktu terakhir. Cina beraksi dengan keras menentang lawatan itu.
Ia akan transit di Amerika Serikat di sela kunjungannya menghadiri pelantikan Presiden Paraguay yang baru, Santiago Pena, pada 15 Agustus 2023.
Lai, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden, tengah berupaya mencari peluang duduk di kursi nomor satu pemerintahan Taiwan untuk menggantikan Presiden Tsai Ing-Wen.
Tujuan sang kandidat ke Amerika Serikat adalah untuk mempertahankan hubungan diplomatik formalnya. Pemilu Taiwan, akan digelar pada Januari 2024 dan Lai memimpin jajak pendapat.
Taiwan merupakan pulau yang diklaim Cina sebagai bagian dari wilayahnya. Persinggahan semacam itu membuat marah Cina.
Beijing memandangnya sebagai dukungan terselubung Amerika Serikat untuk pemisahan Taiwan dari Cina, yang juga menantang klaim teritorial Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan pemerintah telah mengajukan keluhan diplomatik kepada Amerika Serikat tentang persinggahan Lai.
"Cina dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi antara Amerika Serikat dan Taiwan. Kami menentang kunjungan diam-diam oleh separatis kemerdekaan Taiwan dengan nama atau alasan apa pun, dan dengan tegas menentang segala bentuk persekongkolan oleh Amerika Serikat untuk mendukung separatis kemerdekaan Taiwan," kata Mao di Beijing pada Senin, 17 Juli 2023.
Menurut Mao, Cina akan memperhatikan perkembangan situasi kunjungan tersebut. Beijing juga akan mengambil tindakan tegas dan kuat untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya.
Pada April, Cina mengadakan latihan perang di sekitar Taiwan setelah Tsai bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di Los Angeles, ketika ia dalam perjalanan kembali dari Amerika Tengah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa transit Lai itu kunjungan biasa. 10 wakil presiden Taiwan, termasuk Lai sendiri, telah melakukan perjalanan melalui Amerika Serikat.
“Tidak ada alasan bagi RRT untuk menggunakan transit ini sebagai dalih untuk tindakan provokatif,” kata Blinken pada Senin, mengacu pada Republik Rakyat Tiongkok.
Blinken menambahkan bahwa dia telah berulang kali mengatakan kepada rekan-rekan Cina, termasuk diplomat tinggi Wang Yi selama pertemuan di Jakarta pekan lalu, bahwa Amerika Serikat tidak memiliki keinginan untuk mengubah status quo di Selat Taiwan.
“Kebijakan kami tidak berubah,” kata Blinken.
Lai sempat membuat marah Cina pada 2018 ketika dia menjadi perdana menteri. Saat itu ia mengatakan kepada parlemen bahwa dia adalah "pekerja kemerdekaan Taiwan" dan prinsipnya, Taiwan adalah negara yang berdaulat dan merdeka.
Klaim itu merupakan garis merah untuk Beijing.
Baik Tsai maupun Lai memahami bahwa Republik Cina – nama resmi Taiwan, sudah menjadi negara merdeka, meski hanya 13 negara yang mengakuinya secara sah, termasuk Paraguay.
Pena mengunjungi Taiwan minggu lalu dan bertemu dengan Lai dan Tsai. Presiden Tsai tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah menjalani dua masa jabatan.
Pilihan Editor: Presiden Terpilih Paraguay Kunjungi Taiwan
REUTERS