Sekretaris Jenderal yang terhormat, perdamaian diperlukan untuk pendidikan. Di banyak bagian dunia khususnya Pakistan dan Afghanistan; terorisme, perang dan konflik menghentikan anak-anak untuk pergi ke sekolah mereka. Kami benar-benar lelah dengan perang ini. Wanita dan anak-anak menderita di banyak bagian dunia dalam banyak hal.
Saudara dan saudari terkasih, sekarang saatnya untuk angkat bicara.
Jadi hari ini, kami menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengubah kebijakan strategis mereka demi perdamaian dan kemakmuran.
Kami menyerukan kepada para pemimpin dunia bahwa semua kesepakatan damai harus melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak. Kesepakatan yang bertentangan dengan martabat perempuan dan hak-hak mereka tidak dapat diterima.
Kami menyerukan kepada semua pemerintah untuk memastikan pendidikan wajib gratis bagi setiap anak di seluruh dunia.
Kami menyerukan kepada semua pemerintah untuk melawan terorisme dan kekerasan, untuk melindungi anak-anak dari kebrutalan dan bahaya.
Kami menyerukan kepada negara-negara maju untuk mendukung perluasan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan di negara berkembang.
Saudara dan saudari terkasih, kita tidak boleh lupa bahwa jutaan orang menderita kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaktahuan. Kita tidak boleh lupa bahwa jutaan anak putus sekolah. Kita tidak boleh lupa bahwa saudara dan saudari kita sedang menunggu masa depan damai yang cerah.
Jadi mari kita lakukan perjuangan global melawan buta huruf, kemiskinan dan terorisme dan mari kita ambil buku dan pena kita. Mereka adalah senjata kita yang paling kuat.
Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku dapat mengubah dunia.
Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Pendidikan yang pertama.
Pilihan editor: 36 Tahun Malala Yousafzai, Aktivis Pendidikan Peraih Nobel Perdamaian Termuda