TEMPO.CO, Jakarta - Berita-berita tentang pemberontakan Grup Wagner yang mengejutkan menguasai Top 3 Dunia edisi Minggu, 25 Juni 2023. Reaksi barat tentang pemberontakan ini menduduki posisi pertama. Pergerakan tentara bayaran Wagner ke Moskow menjadi perhatian Barat, sekutu Ukraina yang menjadi musuh Rusia.
Urutan kedua ditempati berita tentang profil Yevgeny Prigozhin, orang yang berani menantang kekuasaan Putin.
Pemberontakan setengah hati Grup Wagner yang terhenti setelah ditengahi Presiden Belarusia menjadi penutup.
Berikut, berita selengkapnya dalam jajaran Top 3 Dunia:
Reaksi Barat pada Pemberontakan Setengah Hati Wagner dan Ukraina Manfaatkan Kesempatan
Pergerakan tentara bayaran Wagner ke Moskow menjadi perhatian Barat, meski tidak sempat terjadi pertumpahan darah karena komandan Yevgeny Prigozhin memerintahkan pasukan swasta itu berbalik arah, Sabtu malam, 24 Juni 2023.
Barat mengatakan mereka mengikuti situasi dengan cermat. Presiden AS Joe Biden berbicara dengan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris, sementara Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan rekan-rekan G7.
Selanjutnya, baca di sini.
Siapa Prigozhin, Bos Grup Wagner yang Berani Menantang Putin?
Bintang pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, bersinar terang saat dia menjadi pemimpin tentara bayaran untuk membela Rusia dalam perang Ukraina. Tentara yang dipimpinnya bertempur atas nama Rusia setelah pasukan resmi mengalami kemunduran melawan Ukraina.
Pasukan Wagner mengibarkan bendera Rusia di kota Bakhmut, Ukraina timur pada April setelah pertempuran panjang dan berdarah. Wagner membukukan kemenangan yang sangat dibutuhkan dalam konflik 15 bulan itu.
Selanjutnya, baca di sini.
Pemberontakan Setengah Hati Grup Wagner Berhenti, Ditengahi Presiden Belarus
Pemimpin tentara bayaran Grup Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, memerintahkan pasukannya berbalik arah setelah sempat menuju Moskow untuk menentang Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Sabtu malam, 24 Juni 2023. Alasannya, ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah.
Balik arahnya pasukan bersenjata berat itu, mengurangi tantangan terbesar terhadap cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin. Pemberontakan ini bisa dikatakan hanya setengah hati, karena tidak ditujukan pada Presiden dan ditujukan pada Menhan dan petinggi militer lainnya.
Selanjutnya, baca di sini.
Pilihan Editor: Israel Memulai Kembali Kampanye RUU Perombakan Peradilan