TEMPO.CO, Jakarta - Xanana Gusmao adalah sosok tak terlupakan dalam sejarah Timor-Leste. Lahir pada 20 Juni 1946 di Kota Manatuto, Timor Portugis, ia tumbuh di tengah kondisi politik yang penuh tantangan. Hari ini, tokoh kemerdekaan Timor Leste ini merayakan ulang tahun ke-77. Dilansir dari timor-leste.gov.tl, inilah profil Xanana Gusmao.
Kay Rala Xanana Gusmao lahir pada 20 Juni 1946 di Manatuto, Timor Leste (dulu disebut Timor Timur). Setelah menyelesaikan pendidikan di Dili, dia mulai bekerja sebagai penilai properti di pagi hari dan mengajar di sekolah Tionghoa di sore hari. Pada April 1974, ia bergabung dengan staf "A Voz de Timor" (Suara Timor).
Setelah Revolusi Bunga di Portugal pada 25 April 1974, dia dihadapkan dengan peluang untuk menentukan nasib sendiri dan meraih kemerdekaan. Xanana kemudian memutuskan untuk bergabung dengan gerakan perlawanan yang dikenal sebagai Falintil. Ia menjadi salah satu pemimpin utama dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste.
Namun, perjuangan itu tidak berjalan mulus. Pada 1992, Xanana ditangkap oleh pemerintah Indonesia dan dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun atas dakwaan subversi. Namun, meskipun dihukum, semangat dan keyakinannya untuk meraih kemerdekaan tidak pernah luntur.
Selama masa penahanannya, Xanana tetap menjadi simbol perlawanan dan kepemimpinan bagi rakyat Timor-Leste. Tekanan internasional yang meningkat pada Indonesia memaksanya dipindahkan ke tahanan rumah pada tahun 1999. Itu adalah tahun yang penting bagi TimorLeste, ketika mereka akhirnya diberi kesempatan untuk menentukan nasib sendiri melalui referendum kemerdekaan.
Xanana Gusmao memainkan peran utama dalam mengorganisir dan memimpin referendum tersebut. Meskipun berbagai ancaman dan serangan terhadap mereka yang mendukung kemerdekaan, rakyat Timor-Leste dengan bulat memilih untuk merdeka. Timor Leste akhirnya mendapatkan kemerdekaannya pada 2002.
Setelah kemerdekaan, Xanana Gusmao terpilih sebagai Presiden pertama Timor Leste. Ia menjadi sosok yang berdedikasi dan berintegritas tinggi, bekerja keras untuk membangun institusi negara yang baru dan memperkuat persatuan nasional. Selama masa jabatannya, ia mengawasi proses rekonsiliasi nasional dan berjuang untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran bagi rakyat Timor Leste.
Setelah masa jabatannya sebagai Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao melanjutkan perannya dalam politik TimorLeste. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri dari 2007 hingga 2015, berfokus pada pembangunan ekonomi dan sosial serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi negara tersebut.
Xanana Gusmao tidak hanya berperan dalam politik, tetapi juga dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi nasional. Ia mendirikan partai politik Congresso Nacional da Reconstrução Timorense (CNRT) dan terus bekerja untuk memajukan Timor Leste.
Pilihan Editor: Xanana Gusmao Ziarah ke Makam BJ Habibie