TEMPO.CO, Jakarta - Belgia akan berpartisipasi sebagai pengamat dalam proyek jet tempur baru Prancis-Jerman-Spanyol yang dijuluki Future Combat Air System (FCAS), kata juru bicara kementerian pertahanan negara itu, Senin, 19 Juni 2023.
"Saya mengonfirmasi bahwa dewan menteri menerima untuk mengusulkan negara kami sebagai pengamat dalam penelitian dan pengembangan Prancis-Jerman-Spanyol di FCAS," kata Ludivine Dedonder, menteri pertahanan Belgia, dalam sebuah pernyataan.
Status pengamat akan bertahan enam bulan hingga satu tahun dan memungkinkan Belgia bertukar informasi dengan mitra lain dan mengevaluasi bagaimana pabrikan yang berbeda dapat mengintegrasikan dan menambah nilai proyek.
"Saya senang Belgia dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi masa depan."
Future Combat Air System (FCAS), pertama kali diumumkan pada 2017 oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan kemudian Kanselir Jerman Angela Merkel, dirancang untuk menggantikan Eurofighter dan Rafale Dassault dengan kombinasi pesawat berawak dan tak berawak mulai tahun 2040.
FCAS akan terdiri dari Next-Generation Weapon System (NGWS) serta aset udara lainnya di ruang pertempuran operasional di masa depan. Komponen NGWS akan menjadi kendaraan pengangkut jarak jauh (swarming drones) serta New Generation Fighter (NGF) - jet tempur generasi keenam yang sekitar tahun 2040 akan menggantikan Rafale Prancis saat ini, Typhoon Jerman, dan EF-18 Hornet Spanyol.
Uji terbang diharapkan sekitar tahun 2027 dan mulai beroperasi sekitar tahun 2040.
Konsep FCAS dikembangkan dalam kerangka Program Akuisisi Teknologi Eropa ETAP yang dimulai pada 2001 sebagai kerja sama antara Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Swedia, dan Spanyol.
Konsep FCAS yang baru adalah pendekatan System of Systems (SoS) yang menggabungkan sistem berawak dan tak berawak, pesawat tempur dan UCAV, agar lebih efisien dalam skenario masa depan daripada beroperasi dengan sistem berawak saja.
REUTERS
Pilihan Editor 14 Perusahaan dari Kopi Kapal Api sampai Sarden Ikut Pameran di Afrika Selatan