TEMPO.CO, Jakarta - Armenia siap untuk mengakui kantong Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari Azerbaijan jika Baku menjamin keamanan populasi etnis Armenia, kantor berita negara Rusia TASS dan media berita Rusia Ostorozhno, Novosti mengutip Perdana Menteri Nikol Pashinyan, Senin, 22 Mei 2023.
Nagorno-Karabakh telah menjadi sumber konflik antara dua negara Kaukus bertetangga sejak tahun-tahun menjelang keruntuhan Uni Soviet 1991, dan antara etnis Armenia dan Turki Azeri selama lebih dari satu abad.
Pada 2020, Azerbaijan mengambil alih wilayah-wilayah yang dikuasai etnis Armenia di dalam dan sekitar kantong pegunungan itu, dan sejak itu negara tersebut secara berkala menutup satu-satunya jalan masuk yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia, di mana kawasan tersebut bergantung pada dukungan keuangan dan militer.
“86.600 km persegi wilayah Azerbaijan termasuk Nagorno-Karabakh,” kata Pashinyan pada konferensi pers, menurut Ostorozhno, Novosti (Perhatian, Berita).
"Jika kita memahami satu sama lain dengan benar, maka Armenia mengakui integritas teritorial Azerbaijan dalam batas yang disebutkan, dan Baku - integritas teritorial Armenia seluas 29.800 km persegi."
Media itu mengutip Pashinyan yang mengatakan dia siap untuk melakukan ini - pada dasarnya menerima perbatasan Azerbaijan yang diakui secara internasional - jika hak-hak asasi orang Armenia di Nagorno-Karabakh dijamin. Dia mengatakan masalah ini harus dibahas dalam pembicaraan antara kedua negara.
"Armenia tetap berkomitmen untuk agenda perdamaian di kawasan itu. Dan kami berharap bahwa di masa depan yang tak lama lagi, kami akan mencapai kesepakatan pada naskah traktat perdamaian dan dapat menandatanganinya,” katanya, menurut TASS.
REUTERS
Pilihan Editor: 30 Ton Bahan Kimia Peledak Hilang dalam Ekspedisi Kereta Amerika Serikat