TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina, Rabu, 17 Mei 2023, membantah bahwa rudal hipersonik Rusia telah menghancurkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan AS selama serangan udara di Kyiv.
Kementerian pertahanan Rusia membuat pernyataan, Selasa, setelah serangan udara semalaman di ibukota Ukraina.
"Saya ingin katakan jangan khawatir tentang nasib Patriot,” kata juru bicara angkatan udara Ukraina kepada televisi Ukraina.
Dia menolak kemungkinan rudal "Kinzhal" Rusia melumpuhkan sistem Patriot.
"Menghancurkan sistem dengan semacam 'Kinzhal', itu tidak mungkin. Semua yang mereka katakan di sana bisa tetap ada di arsip propaganda mereka," katanya.
Baca Juga:
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rudal Kinzhal sebagai bukti bahwa negaranya memiliki perangkat keras militer yang mengalahkan dunia.
Ukraina mengatakan telah menembak jatuh enam rudal Kinzhal, Selasa, tetapi Rusia membantahnya. Tidak jelas senjata Barat mana yang digunakan Ukraina, dan Pentagon tidak segera memberikan komentar.
Sebelumnya pejabat AS juga mengatakan ada kemungkinkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan AS yang digunakan Ukraina rusak akibat serangan Rusia, tetapi sistem itu tidak hancur.
Seorang pejabat AS, berbicara tanpa menyebut nama dan mengutip informasi awal, mengatakan Washington dan Kyiv sudah berbicara tentang cara terbaik untuk memperbaiki sistem dan pada titik ini tampaknya sistem itu tidak harus dihapus dari Ukraina.
Ukraina mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menembak jatuh 18 rudal Rusia dalam semalam, termasuk enam Kinzhal. Ketika ditanya tentang klaim Ukraina, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membantahnya, kata kantor berita RIA.
Sistem Patriot adalah salah satu dari serangkaian unit pertahanan udara canggih yang dipasok oleh Barat untuk membantu Ukraina menangkis serangan udara Rusia menyusul invasi Moskow tahun lalu.
Patriot dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara AS yang paling canggih, termasuk terhadap termasuk terhadap pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik, dan biasanya mencakup peluncur bersama dengan radar dan kendaraan pendukung lainnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Diancam dan Diintimidasi, Nasib Wartawan dalam Konflik Sudan