TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan bahwa pasukan Ukraina telah menerobos di berbagai tempat di sepanjang garis depan dan mengatakan situasi militer terkendali.
Moskow bereaksi setelah blogger militer Rusia, yang menulis di aplikasi perpesanan Telegram, melaporkan apa yang mereka katakan sebagai kemajuan Ukraina di utara dan selatan kota Bakhmut, Ukraina timur, dengan beberapa menyebutkan serangan balasan yang telah lama direncakanan pasukan pro-Kyiv telah dimulai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengatakan serangan belum dimulai.
"Pernyataan yang diedarkan oleh masing-masing saluran Telegram tentang 'terobosan pertahanan' yang terjadi di berbagai wilayah di sepanjang garis kontak militer tidak sesuai dengan kenyataan," kata Kemhan Rusia dalam sebuah posting Telegram.
"Situasi keseluruhan di wilayah operasi militer khusus terkendali," katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan deskripsi Kremlin tentang perang di Ukraina.
Fakta bahwa kementerian Rusia merasa berkewajiban untuk merilis pernyataan tersebut mencerminkan apa yang diakui Moskow sebagai operasi militer yang "sangat sulit".
Ukraina mengatakan telah memukul mundur pasukan Rusia selama beberapa hari terakhir di dekat Bakhmut, sementara serangan balasan besar-besaran yang melibatkan puluhan ribu tentara dan ratusan tank Barat masih dipersiapkan.
"Kami masih membutuhkan lebih banyak waktu," kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan penyiar Eropa.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut dan tidak jelas apakah pasukan Ukraina menyerang secara paksa atau hanya melakukan serangan pengintaian bersenjata.
Analis militer Ukraina Oleksandr Musiyenko mengatakan para pendukung Kyiv memahami bahwa serangan balasan "mungkin tidak mengakibatkan penggusuran total pasukan Rusia dan kekalahan pasti Rusia di semua wilayah yang diduduki."
"Kita harus siap untuk melanjutkan perang tahun depan - atau bisa berakhir tahun ini," kata Musiyenko kepada Radio NV Ukraina. "Itu semua tergantung pada bagaimana pertempuran berkembang. Kami tidak dapat menjamin bagaimana serangan balik akan berkembang."
Yevgeny Prigozhin, kepala tentara swasta Grup Wagner Rusia yang memimpin pertempuran di Bakhmut, Kamis mengatakan operasi Ukraina "sayangnya, sebagian berhasil". Dia menyebut pernyataan Zelensky bahwa serangan balasan belum dimulai "menipu".
Pasukan Ukraina telah menerima cukup peralatan dari sekutu Barat untuk kampanye mereka tetapi menunggu kendaraan lapis baja lengkap tiba, kata Zelensky.
Dalam langkah besar dalam dukungan militer Barat untuk Ukraina, Inggris mengatakan akan mengirimkan rudal jelajah Storm Shadow yang akan memberi Kyiv kemampuan untuk menyerang jauh di belakang garis Rusia.
Rudal-rudal itu "sekarang masuk ke, atau berada di dalam, negara itu sendiri," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace kepada parlemen di London, seraya menambahkan bahwa rudal-rudal itu dipasok sehingga dapat digunakan di Ukraina.
Negara-negara Barat termasuk AS sebelumnya menahan diri untuk tidak menyediakan senjata jarak jauh karena takut memprovokasi pembalasan Rusia. Wallace mengatakan Inggris telah mempertimbangkan risikonya.
Kremlin sebelumnya mengatakan jika Inggris memberikan rudal ini, itu akan membutuhkan "tanggapan yang memadai dari militer kita".
Dalam pidato malam hari Kamis, Zelensky mengatakan dia akan segera dapat melaporkan berita terkait pertahanan yang sangat penting.
"Bendera asing tidak akan pernah berkuasa di tanah kami, dan rakyat kami tidak akan pernah diperbudak," katanya.
Perang di Ukraina berada pada titik balik, dengan Kyiv siap untuk melepaskan serangan balasannya setelah enam bulan mempertahankan pasukannya dalam posisi bertahan, sementara Rusia melakukan serangan musim dingin yang besar yang gagal merebut wilayah yang signifikan.
Target utama Moskow selama berbulan-bulan adalah Bakhmut, yang belum sepenuhnya direbut meskipun terjadi pertempuran darat paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
REUTERS
Pilihan Editor Pengacara: Pengadilan Tertinggi Pakistan Putuskan Penahanan Imran Khan Ilegal