TEMPO.CO, Jakarta - Kepala pasukan tentara bayaran Grup Wagner yang bertempur di Ukraina timur, Selasa, 9 Mei 2023, mengatakan ia dan prajuritnya akan dianggap sebagai pengkhianat jika meninggalkan posisi mereka di kota Bakhmut.
Tetapi Yevgeny Prigozhin mengatakan untuk kedua kalinya dalam beberapa hari bahwa pasukannya akan meninggalkan Bakhmut jika mereka tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan untuk menekan pertempuran.
Dia menyampaikan omelan terbarunya dalam pesan audio berisi kata-kata kotor yang bertepatan dengan Rusia menandai kemenangan Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua dengan parade tradisionalnya di Lapangan Merah Moskow.
"Perintah tempur datang kemarin yang dengan jelas menyatakan bahwa jika kami meninggalkan posisi kami (di Bakhmut), itu akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap ibu pertiwi. Itu pesannya kepada kami," kata Prigozhin.
“(Tetapi) jika tidak ada amunisi, maka kami akan meninggalkan posisi kami dan menjadi orang yang bertanya siapa yang benar-benar mengkhianati Tanah Air. Ternyata, yang (mengkhianati Tanah Air) adalah orang yang menandatanganinya (perintah untuk memasok terlalu sedikit) amunisi."
Ia mengatakan pasukannya akan tinggal di Bakhmut dan tetap berupaya mendapatkan amunisinya “untuk beberapa hari lagi.”
Prigozhin sebelumnya menuduh menteri pertahanan dengan sengaja membiarkan pasukannya kekurangan amunisi. Kementerian telah mengatakan mereka berusaha memastikan semua unit medan tempur mendapatkan yang mereka butuhkan.
Pada Senin malam, Prigozhin mengatakan ada tanda-tanda masalah amunisi telah diselesaikan tetapi pada Selasa dia mengatakan jumlah pengiriman telah dikurangi. “Mereka hanya memberi kami 10% dari yang kami minta. Kami ditipu,” katanya.