TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu Thailand yang akan diadakan pada 14 Mei 2023 diprediksi akan menjadi pemilu yang sengit. Seperti dilansir dari laman Reuters, hal tersebut disebabkan karena partai oposisi utama di Thailand saat ini mendominasi publik opini.
Meskipun demikian, partai oposisi yang dianggap dominan tersebut tidak mendapatkan dukungan dari partai koalisi yang berkuasa.
Pemilu yang nantinya akan digelar pada 14 Mei akan menjadi arena pertarungan yang mempertemukan partai politik dengan dukungan junta militer yang dipimpin oleh petahana Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan partai Pheu Thai yang didukung oleh mantan Perdana Menteri Shinawatra yang saat ini dipimpin oleh putrinya Paetongtarn Shinawatra.
Sebelumnya, Partai Pheu Thai merupakan partai politik yang selalu memenangkan pemilu sejak 2001, tetapi pada 2014 didepak kudeta militer.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Super Poll menunjukkan bahwa 37 persen jumlah responden lebih memilih Partai Pheu Thai. Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Suan Dusit Poll menunjukkan bahwa Partai Pheu Thai unggul dengan 46 persen suara, sementara itu koalisi partai politik pendukung junta militer hanya mendapatkan 35 persen suara.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Partai Pheu Thai masih menjadi partai politik terbesar di Thailand meskipun sempat mengalami kudeta pada 2014 lalu. Sebelumnya, pada Pemilu Thailand 2019 lalu, Partai Pheu Thai berhasil meraup suara sebanyak 7,9 juta suara dan berhasil memperoleh 137 dari 350 kursi Majelis Rendah.
Sistem Pemilu Thailand
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Orathai Kokpol dengan judul Electoral Politics in Thailand, menyebut bahwa sistem pemilu di Thailand telah mengalami beberapa kali pergantian sistem. Pemilihan umum di Thailand telah dilakukan sejak 1933, sejak saat itu Thailand telah mengadakan sebanyak 28 gelaran pemilu dan pemilu terakhir pada 2019 lalu.
Parlemen di Thailand menggunakan sistem bikameral atau sistem dua kamar yang membagi perwakilan parlemen menjadi dua institusi, yakni Majelis Rendah dan Senat. Pemilihan umum di Thailand terdapat dua jenis pemilihan umum, yakni untuk memilih Majelis Rendah dan pemilihan umum untuk memilih Senat.
Pemilihan umum untuk Majelis Rendah di Thailand dilakukan setiap empat tahun sekali. Dalam pemilihan umum ini, terdapat 500 kursi yang diperebutkan oleh partai politik. Pemilih di Thailand dapat memilih partai politik atau calon anggota parlemen. Namun, tidak seperti di beberapa negara lain, pemilih di Thailand tidak memilih langsung calon anggota parlemen, melainkan memilih partai politik. Partai politik yang memenangkan suara terbanyak akan mendapatkan kursi yang tersedia.
Sementara itu, pemilihan umum untuk Senat di Thailand memiliki sistem pemilihan yang berbeda. Senat di Thailand terdiri dari 250 anggota yang terdiri dari 76 anggota yang diangkat oleh raja, serta 166 anggota yang dipilih secara langsung oleh masyarakat. Pemilihan umum untuk Senat dilakukan setiap lima tahun sekali. Dalam pemilihan umum ini, terdapat tiga calon yang dipilih oleh masyarakat di setiap provinsi di Thailand. Calon dengan suara terbanyak akan terpilih sebagai anggota Senat.
Perdana Menteri Thailand nantinya akan dipilih oleh anggota parlemen, calon PM Thailand harus disetujui oleh lebih dari setengah gabungan dari jumlah 750 anggota. Sementara itu, sejak kudeta yang dilakukan oleh junta militer pada 2014 lalu, hal tersebut menyebabkan rezim militer Thailand membuat regulasi yang memberikan kekuasaan untuk 250 senator untuk bergabung dengan 500 anggota parlemen yang dipilih melalui pemilu.
Dengan kata lain, jika sebuah partai politik ingin memenangkan Pemilu Thailand, partai politik tersebut memerlukan 375 suara yang diperoleh dalam pemilihan bersama baik di tingkat Senat maupun Majelis Rendah. Dengan demikian, kandidat Perdana Menteri yang diusung nantinya akan memenangkan jabatan sebagai Perdana Menteri.
REUTERS
Pilihan editor : Calon PM Thailand Paetongtarn Shinawatra Lanjutkan Kampanye Usai Melahirkan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.