TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menembak mati seorang militan Negara Islam yang diduga merupakan dalang di balik serangan bom bunuh diri di bandara Kabul pada 2021 yang menewaskan 13 tentara AS dan puluhan warga sipil selama evakuasi kacau Amerika Serikat dari negara itu.
Pengeboman itu terjadi pada 26 Agustus 2021, ketika pasukan Amerika Serikat berusaha membantu orang Amerika dan Afghanistan melarikan diri setelah AS menariki diri negara itu dan Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan, dan menambah rasa kekalahan Amerika setelah 20 tahun perang.
"Dia adalah pejabat penting ISIS-K yang terlibat langsung dalam merencanakan operasi seperti Abbey Gate, dan sekarang tidak lagi dapat merencanakan atau melakukan serangan," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam sebuah pernyataan, Selasa, 25 April 2027.
Pernyataan Kirby ini mengacu pada pintu masuk Abbey Gate di Bandara Kabul, tempat ledakan terjadi. Dia tidak menyebutkan nama tokoh ISIS itu.
Afiliasi Afghanistan dari Negara Islam, yang dikenal sebagai Negara Islam Khorasan atau ISIS-K, adalah musuh Taliban. Anggota yang setia kepada ISIS pertama kali muncul di Afghanistan timur pada tahun 2014 dan kemudian membuat gerakan di daerah lain.
Meski secara nasional Taliban berkuasa di Afghanistan, namun ISIS-K berkali-kali berhasil melakukan serangan bom di sejumlah tempat ibadah kelompok Syiah dan fasilitas umum.
REUTERS
Pilihan Editor Konflik di Sudan: Bersiap Evakuasi ke Indonesia, Ini 5 Instruksi KBRI Khartoum kepada WNI di Sudan