Rusia Klaim akan Ambil Tindakan Balasan
Kremlin memperingatkan bahwa Rusia akan mengambil tindakan balasan setelah Finlandia resmi bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa.
“Kremlin percaya bahwa hal ini dapat memperburuk keadaan. Perluasan NATO adalah gangguan terhadap keamanan kami, kepentingan Federasi Rusia. Kami akan mengambil tindakan balasan untuk memastikan keamanan taktis dan strategis kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers.
Peskov tidak menjelaskan jenis tindakan balasan yang akan diambil Rusia dalam menjawab bergabungnya Finlandia ke dalam NATO. Dia hanya menyebut Rusia akan mengambil tindakan balasan yang "dianggap perlu". Menurut dia, Angkatan Bersenjata Rusia akan melaporkan kegiatan apa saja yang dilakukan NATO di Finlandia.
“Percayalah, militer kami akan memberitahu kami tentang segala sesuatunya tepat pada waktunya. Kami akan mencermati apa yang terjadi di Finlandia, bagaimana blok Atlantik Utara ini mengeksploitasi wilayah di Finlandia dengan menempatkan senjata, sistem, dan infrastruktur yang mendekati perbatasan kami yang berpotensi mengancam kami," ujar Peskov.
"Tindakan balasan diambil tergantung kepada ini semua.”
Finlandia memutuskan bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 yang ditempuh Moskow untuk mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS itu.
"Presiden Putin berperang melawan Ukraina dengan tujuan yang jelas agar anggota NATO lebih sedikit," kata Stoltenberg. Namun, "Dia mendapatkan kebalikannya."
Finlandia memiliki perbatasan 1.300 km dengan Rusia, yang berarti perbatasan NATO dengan Rusia kira-kira akan menjadi dua kali lipat panjangnya. Langkah tersebut menarik janji dari Moskow bahwa pihaknya akan memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan.
DEWI RINA CAHYANI | SITA PLANASARI
Pilihan Editor: Profil Finlandia, Negara Paling Bahagia di Dunia Selama Enam Tahun Berturut-Turut